Universitas Diponegoro berusaha wujudkan kampus zero kekerasan seksual
Untuk mewujudkan sebagai kampus zero kekerasan seksual, Universitas Diponegoro menggelar Deklarasi dan Sosialisasi Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual pada Selasa (25/6/2024) di Engineering Hall, Gedung Dekanat Fakultas Teknik, Undip.

Elshinta.com - Untuk mewujudkan sebagai kampus zero kekerasan seksual, Universitas Diponegoro menggelar Deklarasi dan Sosialisasi Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual pada Selasa (25/6/2024) di Engineering Hall, Gedung Dekanat Fakultas Teknik, Undip. Acara itu diadakan oleh Satuan Tugas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (Satgas PPKS) Universitas Diponegoro
Hastaning Sakti, Ketua Satgas PPKS Undip menyatakan kekhawatirannya terhadap penyalahgunaan teknologi informasi oleh orang-orang yang tidak bermoral.
“Norma sosial atas moral, martabat, dan etika yang semakin longgar, bersamaan dengan penyalahgunaan teknologi informasi dapat berujung pada bebasnya kegiatan seksual, kekerasan seksual, dan perundungan di berbagai kalangan. Oleh karena itu menjadi tugas kita sebagai lembaga pendidikan tinggi yang menjaga martabat bangsa,” ujarnya.
“Kami berharap acara ini dapat memantik solusi positif sehingga Undip dapat menjadi teladan bagi perguruan tinggi lainnya dan di lingkungan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi dalam upaya menuju kampus zero kekerasan seksual,” kata Hastaning.
Deklarasi dan sosialisasi itu dihadiri oleh Rektor Undip, Wakil Rektor, Dekan Fakultas/Sekolah, Direktur Akademik Kemahasiswaan dan Alumni, Kepala Biro Akademik dan Kemahasiswaan, Kepala Biro Komunikasi dan Bisnis, Ketua Dharma Wanita Persatuan (DWP) Undip, Kantor Hukum UNDIP, Manajer di lingkungan Undip, perwakilan BEM dan Senat Mahasiswa Undip, serta Denok Kenang Kota Semarang.
Rektor Undip Suharnomo membuka acara yang bertema “Sinergitas Fakultas & Universitas dalam Peran Pengupayaan Undio Aman dari Kekerasan Seksual” itu. Tujuan dari sosisalisasi ini adalah untuk memberikan pemahaman tentang kekerasan seksual, korban, pelaku, dan faktor-faktor yang memengaruhi kekerasan seksual, serta peran Undip dalam pencegahan dan penanganan kekerasan seksual.
Sosialisasi ini juga membahas bentuk pencegahan kekerasan seksual, penanganan oleh Satgas PPKS, pengaduan kasus kekerasan seksual di lingkungan Undip, dan open recruitment Satgas PPKS Undip.
“Dinamika humanisme selalu berkembang sepanjang waktu. Nilai-nilai moral turut berkembang dan berubah. Oleh karena itu warga di Indonesia hendaknya mengikuti nilai-nilai yang ada dalam Pancasila yang sebagian besar bersumber pada adat, budaya, bangsa, dan agama sebagai kerangka moral. Nilai-nilai yang kita junjung adalah Pancasila. Titik. No debat,” tuturnya.
Meskipun ada perbedaan nilai antara humanisme, Pancasila, dan agama, menurutnya, semua pasti menolak kekerasan seksual. “Kita berkomitmen untuk mencegah kekerasan seksual di lingkungan kampus, dan berharap membawa kabar ini untuk seluruh masyarakat,” imbuhnya seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, Joko Hendrianto, Rabu (26/6).