Pembukaan Olimpiade Paris 2024 menjadi acuan baru dengan konsep sport tourism
Pembukaan Olimpiade Paris 2024 berjalan dengan meriah di tepi sungai Seine di kota Paris. Mengekspos keindahan kota Menara Eiffel, Pembukaan Olimpiade Paris di luar kebiasaan pembukaan pesta olah raga dunia, yang biasanya menggunakan venue stadion. Pembukaan Olimpiade Paris menjadi contoh baik bagi event olahraga yang bisa mendatangkan keuntungan ekonomi.

Elshinta.com - Pembukaan Olimpiade Paris 2024 berjalan dengan meriah di tepi sungai Seine di kota Paris. Mengekspos keindahan kota Menara Eiffel, Pembukaan Olimpiade Paris di luar kebiasaan pembukaan pesta olah raga dunia, yang biasanya menggunakan venue stadion. Pembukaan Olimpiade Paris menjadi contoh baik bagi event olahraga yang bisa mendatangkan keuntungan ekonomi.
Konsep sport tourism atau olahraga kepariwisataan sekaligus menjadi promosi wisata bagi sebuah negara untuk mendatangkan wisatawan dengan adanya exposure besar di seluruh dunia. Pembukaan event olahraga dengan pendekatan promosi wisata pernah dilakukan di event olahraga lainnya sebelum Olimpiade Paris
"Sebelumnya kan ada Asian Beach Games di China dan satu even lainnya yang juga mengekspos keindahan alam seperti pembukaan di tepi pantai. Saya rasa Indonesia perlu melakukan inovasi," kata Ketua Asosiasi Profesor Keolahraan Indonesia, Prof. Joko Pekik Irianto dalam wawancara dengan Radio Elshinta pada Sabtu (27/7/2024).
Menanggapi penampilan kontingen Indonesia di Olimpiade, Joko Pekik berharap tim merah putih dapat meneruskan tradisi medali emas Olimpiade. Menurutnya, selain cabang olahraga bulutangkis, cabor baru panjat tebing mampu menyumbangkan medali emas agar mampu mencapai target finish di 30 besar.
Joko Pekik mencatat prestasi Indonesia selama penyelenggaraan Olimpiade tak menunjukkan grafik peningkatan yang signifikan. Itu terlihat dari jumlah atlet yang lolos ke Olimpiade Paris 2024 sebanyak 29 atlet dibandingkan Olimpiade Brasil 2016 dan Olimpiade Jepang 2021 yang sama-sama mengirimkan sebanyak 28 atlet.
Ia mengharap, pemerintah lebih optimal dalam pembinaan olahraga nasional dengan pembinaan usia dini dan yang lebih memfokuskan pada prestasi hingga pendanaan yang mencukupi. Menurut Joko, anggaran sebesar Rp 3 triliun yang dimiliki Kemenpora tak akan cukup untuk mendukung desain besar olahraga nasional. (As/Ter)