Top
Begin typing your search above and press return to search.

Jatim rawan konflik pemilu, Mabes Polri minta polda optimalkan 'cooling system' jelang Pilkada Serentak 2024

Kepala Operasi Nusantara Cooling System (Kaops NCS) Polri, Irjen Pol Asep Edi Suheri, meminta Polda Jawa Timur mengoptimalkan upaya pendinginan suhu politik (cooling system) jelang Pilkada Serentak 2024. Pasalnya, Provinsi Jatim memiliki tingkat kerawanan tinggi jika melihat pilpres 2024 lalu.

Jatim rawan konflik pemilu, Mabes Polri minta polda optimalkan cooling system jelang Pilkada Serentak 2024
X
Kepala Operasi Nusantara Cooling System (Kaops NCS) Polri, Irjen Pol Asep Edi Suheri (kiri), Kapolda Jatim Irjen Pol Imam Sugianto (kanan) di acara kegiatan penguatan pelaksana kegiatan rutin yang ditingkatkan (KRYD) terkait Nusantara Cooling System, Mapolda Jatim, Kamis (8/8/2024). (foto: Divisi Humas Polri)

Elshinta.com- Kepala Operasi Nusantara Cooling System (Kaops NCS) Polri, Irjen Pol Asep Edi Suheri, meminta Polda Jawa Timur mengoptimalkan upaya pendinginan suhu politik (cooling system) jelang Pilkada Serentak 2024. Pasalnya, Provinsi Jatim memiliki tingkat kerawanan tinggi jika melihat pilpres 2024 lalu.

Pernyataan tersebut disampaikannya melalui video conference kepada 874 personel Polda Jatim dan 39 Polres di Gedung Mahameru Mapolda Jatim, Surabaya, Kamis (8/8/2024).

Acara itu merupakan kegiatan penguatan pelaksana kegiatan rutin yang ditingkatkan (KRYD) terkait Nusantara Cooling System. Kapolda Jatim Irjen Pol Imam Sugianto hadir, bersama para PJU Polda Jatim serta TIM Ops NCS Polri.

"Sebagai provinsi dengan jumlah DPT (daftar pemilih tetap) terbanyak kedua di Indonesia, serta poros dari dua organisasi keagamaan terkemuka di Indonesia, Jawa Timur menjadi salah satu provinsi dengan tingkat kerawanan konflik lumayan tinggi. Hal ini perlu kita antisipasi menjelang pelaksanaan pilkada serentak nanti," kata Irjen Asep yang saat ini menjabat sebagai Wakabareskrim Polri.

Menurut Asep, berbagai ancaman seperti konflik SARA maupun berita bohong bisa terjadi. Ditambah potensi polarisasi yang memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa.

Asep menyampaikan, perintah Presiden Joko Widodo agar Polri adaptif dan proaktif untuk menetralisasi residu politik. Termasuk memitigasi disinformasi pemilu serta menjaga kerukunan dan persatuan bangsa agar Pilkada Serentak 2024 berlangsung aman, jujur dan adil.

"Pada kesempatan yang sama Bapak Kapolri juga menyampaikan bahwa Polri akan berupaya maksimal dalam mengeliminasi potensi konflik menjelang Pilkada melalui optimalisasi Nusantara Cooling System," ujarnya.

Lebih lanjut, untuk menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat jelang pilkada nanti, para Kasatwil diminta intensif melakukan 'cooling system'. Langkah itu bisa mencontoh Ops NCS Polri pada Pilpres dan Pileg kemarin, dengan menyambangi para ulama, kiai, habib, tokoh masyarakat dan tokoh pemuda serta mengadakan bakti sosial.

"Temui para tokoh-tokoh agama, tokoh adat, mahasiswa, dan kegiatan sosial, bangun narasi besar yakni menjaga persatuan dan kesatuan bangsa demi terciptanya pilkada aman dan damai," ujarnya.

Lebih lanjut, Asep mengatakan, para Kasatwil juga harus intensif turun ke lapangan. Tujuannya mengelola potensi konflik dan mengoptimalkan peran anggota intelkam dan Bhabinkamtibmas.

"Keberhasilan Kasatwil bisa dilihat apakah bisa mengelola potensi yang kecil jadi tidak ada dan yang besar jadi kecil. Itu keberhasilan kalian semua. Jangan sampai pimpinan kita turun tangan, jadi betul-betul sering ke lapangan," kata Kaops.

Sementara Kapolda Jatim mengungkapkan konflik horizontal sempat terjadi di wilayah Gresik, namun bisa dikendalikan. Untuk pilkada serentak khususnya di wilayah Jawa Timur, dirinya menegaskan bahwa jajarannya akan bekerja secara optimal untuk menciptakan pilkada yang aman dan damai.

"Kita optimis jadikan Jawa Timur sebagai daerah aman dan harmonis," tandasnya.

Selain Kaops, arahan juga disampaikan Wakaops NCS Polri Brigjen Yuyun Yudhantara, Kasatgas Preemtif Brigjen M Rudy Syafirudin, Kasatgas Preemtif Brigjen Himawan Bayu Aji dan Wakasatgas Humas Kombes Iroth Laurens Recky.

Adapun tim Ops NCS Polri yang mendamping Kamin Ops NCS, Brigjen Budi Hermawan dan Waikasatgas Preemtif Kombes Dwi Suryo Cahyono. (Rap/Ter)

Sumber : Radio Elshinta

Related Stories
Next Story
All Rights Reserved. Copyright @2019
Powered By Hocalwire