Top
Begin typing your search above and press return to search.

BMKG Kotim imbau warga waspadai peningkatan potensi karhutla

Elshinta.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Haji Asan Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah meminta masyarakat waspada terhadap potensi kebakaran yang meningkat setelah beberapa hari terjadi hujan.

BMKG Kotim imbau warga waspadai peningkatan potensi karhutla
X
Prakirawan BMKG Kotim Suci Priatin Ningsih menunjukkan peta potensi kebakaran di wilayah Kalimantan Tengah, Jumat (13/9/2024). (ANTARA/Devita Maulina)

Elshinta.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Haji Asan Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah meminta masyarakat waspada terhadap potensi kebakaran yang meningkat setelah beberapa hari terjadi hujan.

Prakirawan BMKG Kotim Suci Priatin Ningsih di Sampit, Sabtu, menjelaskan indikator warna pada peta potensi kebakaran ditinjau dari analisa parameter cuaca di wilayah Kalimantan Tengah menunjukkan hampir seluruhnya warna merah yang berarti mudah terbakar.

“Beberapa hari ke depan ada potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla), jadi kepada masyarakat diimbau untuk tidak melakukan pembakaran lahan dan semacamnya,” katanya.

Hal ini, katanya, perlu menjadi perhatian bersama, khususnya masyarakat di wilayah gambut yang rawan karhutla, sebab indikator ini didukung prakiraan cuaca yang cerah dan potensi kekeringan selama tiga hari ke depan.

Di samping itu, katanya, pantauan titik panas atau hotspot sehari sebelumnya mendeteksi adanya dua hotspot yang diduga dari pembakaran dilakukan manusia.

Kedua hotspot tersebut, terdeteksi di Desa Tumbang Manya, Kecamatan Antang Kalang dan Desa Bagendang Tengah, Kecamatan Mentaya Hilir Utara.

“Kalau melihat tingkat kepercayaannya, yakni delapan yang masuk kategori medium, kemungkinan hotspot itu menunjukkan adanya kebakaran. Sebab, sebelumnya kita diguyur hujan, jadi mungkin ada yang membakar lahan,” katanya.

Terkait dengan hujan beberapa hari lalu, ia menjelaskan, kondisi tersebut wajar karena musim kemarau bukan berarti tidak ada hujan sama sekali, sedangkan curah hujan masih kategori ringan.

Suci juga menegaskan saat ini Kotim masih diliputi musim kemarau. Kondisi ini diperkirakan berlangsung hingga akhir September mendatang.

“Saat ini belum masuk musim hujan meskipun beberapa hari terakhir ada hujan, Kotim masih musim kemarau dan ini diperkirakan masih berlanjut hingga dasarian III September,” katanya.

Dibandingkan dengan tahun lalu, kondisi kemarau tahun ini diperkirakan lebih basah atau orang awam biasanya menyebutnya "Kemarau Basah".

Berdasarkan penjelasan BMKG Pusat, fenomena El Nino yang memengaruhi musim kemarau telah berakhir dan memasuki fenomena La Nina.

Pada 2023, fenomena El Nino aktif sehingga memperkuat dampak musim kemarau, sedangkan saat ini wilayah Indonesia sudah berada pada posisi netral dan menuju fenomena La Nina yang identik dengan curah hujan yang tinggi.

Sumber : Antara

Related Stories
Next Story
All Rights Reserved. Copyright @2019
Powered By Hocalwire