Diprotes petani, BBWSBS tak lakukan penutupan pintu air Dam Colo tahun 2024
Pengelola bendungan Colo di Kecamatan Nguter, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah meniadalan penutupan pintu saluran irigasi tahun ini.

Elshinta.com - Pengelola bendungan Colo di Kecamatan Nguter, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah meniadalan penutupan pintu saluran irigasi tahun ini. Sedianya pengelola yakni Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS) melakukan pengeringan dan penutupan pintu air Dam Colo untuk pemeliharaan rutin. Tetapi karena lahan pertanian mengalami kekeringan parah, maka sumber air irigasi dari Dam Colo tidak ditutup.
Kepala Bidang Operasi dan Pemeliharaan BBWSBS , Sri Wahyu Kusumastuti mengatakan, keputusan tidak melakukan pemeliharaan saluran tahun ini karena desakan petani. Padahal sesuai standar operasional, pemeliharaan paling tepat dilaksakan saat puncak musim kemarau.
Debit air yang menyusut sangat membantu pengecekan sedimentasi dan potensi kebocoran saluran irigasi. Kemudian dilakukan perbaikan maupun pengerukan endapan lumpur, agar daya tampung bendungan maksimal saat musim penghujan nanti.
"Pemeliharaan rutin ini sangat diperlukan saluran irigasi primer dan paling tepat dilakukan saat musim kemarau," katanya seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, Deni Suryanti, Rabu (18/9).
Dengan tidak adanya pemeliharaan rutin, lanjut dia, pengelola saluran irigasi primer memperkirakan risiko saat musim hujan terjadi kebocoran serta banjir. Lantaran daya tampung bendungan tidak mampu menerima limpahan air dari Waduk Gajah Mungkur.
Fungsi bendungan dan saluran dikhawatirkan tidak maksimal dan justru menjadi penyebab lahan kebanjuran. Risiko-risiko ini telah disampaikan pada petani saat datang meminta penundaan penutupan pintu air Dam Colo pada pengelola beberpa waktu lalu.
"Sudah disepakati, petani yang akan bertanggung jawab dengan semua risikonya," ujarnya.
Sebelumnya, Ketua Paguyuban Petani Pengguna Air (P3A) Dam Colo Timur, Sarjanto mengatakan, petani di Sukoharjo telah mengirimkan surat keberatan secara resmi pada BBWSBS, terkait rencana jadwal penutupan pintu air Dam Colo dimajukan dari 1 Oktober menjadi 9 September.
Bahkan para petani ini mendatangi Kantor BBWSB di Kartasura, Sukoharjo untuk audiensi. Sebab, penutupan bendungan dan saluran irigasi ini akan mengakibatkan lebih dari 7.000 hektar lahan padi puso karena kekeringan.
"Ribuan hektar lahan bergantung dari Dam Colo," ungkapnya.
Sehingga petani meminta penutupan ditunda sampai akhir masa tanam padi ke dua tahun ini. Selain itu, pengelola bendungan diminta mengevaluasi jadwal penutupan pintu air untuk pemeliharaan rutin, tidak dilakukan pada puncak musim kemarau. Dimana lahan pertanian yang produktif sedang butuh banyak air. Penutupan bisa dilakukan saat memasuki musim penghujan atau setelah masa tanam kedua berakhir.