Wapres Ma'ruf: pemikiran K.H. Hasyim Asy'ari masih relevan
Wapres Ma'ruf Amin menilai berbagai pemikiran K.H. Hasyim Asy'ari hingga kini masih relevan dalam menghadapi tantangan zaman. Terutama kata Ma\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\'ruf, di tengah berbagai masalah yang dihadapi bangsa Indonesia saat ini.

Elshinta.com - Wapres Ma'ruf Amin menilai berbagai pemikiran K.H. Hasyim Asy'ari hingga kini masih relevan dalam menghadapi tantangan zaman. Terutama kata Ma'ruf, di tengah berbagai masalah yang dihadapi bangsa Indonesia saat ini.
“Beliau menegaskan, bahwa Islam tidak hanya mengajarkan kesalehan pribadi, tetapi juga menjadi pedoman moral dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,” ungkap Ma’ruf Amin saat membuka secara daring Muktamar Nasional II Pemikiran Hadratussyaikh K.H. Muhammad Hasyim Asy’ari yang digelar Ikatan Alumni Pesantren Tebuireng (IKAPETE), di Kediaman Resmi Wapres, Jalan Diponegoro Nomor 2, Jakarta Pusat, Jumat (4/10/2024).
Wapres mengatakan, semangat jihad perang melawan penjajahan yang digelorakan K.H. Hasyim Asy’ari didasari semangat cinta tanah air atau hubbul wathan minal iman. Namun lebih penting lagi, tambahnya, K.H. Hasyim Asy’ari juga mengedepankan jihad perbaikan secara berkelanjutan.
Menurut Wapres, semua itu dilakukan demi melindungi tujuan besar syariat Islam atau maqashidil kubra lis syari’atil Islamiyyah, yaitu menjaga agama, menjaga jiwa, menjaga akal, menjaga keturunan, menjaga harta, dan termasuk pula menjaga tanah air.
“Apa yang telah dilakukan Hadratussyaikh di dalam rangka membangkitkan bangsa ini, untuk menjaga, mengawal, dan memajukan bagian daripada muḥāfaẓatu maqashidil ammah atau maqashidil kubra lis syari’atil Islamiyyah,” sebutnya.
Wapres juga menegaskan perlunya menggaungkan ajaran Islam wasathiyyah (Islam moderat) yang memiliki tiga pilar utama, yaitu persaudaraan sesama muslim (ukhuwwah Islamiyyah), persaudaraan sebangsa (ukhuwwah wathaniyyah), dan persaudaraan sesama manusia (ukhuwwah insaniyyah). Dalam pandangannya, ketiga pilar ini menjadi dasar penting untuk menciptakan kerukunan dan perdamaian di antara masyarakat yang beragam di Tanah Air.
“Dengan berpegang pada ajaran ini, dibarengi dengan pemikiran Hadratussyaikh K.H. Hasyim Asy’ari yang menekankan moderasi, kebijaksanaan, dan antifanatisme, kita optimis akan mampu menghadapi tantangan zaman demi keutuhan bangsa Indonesia,” ucap Wapres.
Oleh karena itu, Ma'ruf meminta IKAPETE untuk terus menggali dan membumikan pemikiran K.H. Hasyim Asy’ari untuk kemajuan masyarakat, bangsa, dan negara pada masa mendatang.
“Mari bersama-sama menjaga komitmen kebangsaan dan memperkuat moderasi beragama melalui dialog yang konstruktif untuk saling memahami dan memperkuat persatuan di tengah keberagaman,” ajak Wapres.
Ma'ruf juga meminta ditingkatkannya sinergi dan kolaborasi multipihak untuk memastikan terwujudnya kebebasan beragama rakyat Indonesia, sehingga Indonesia tetap menjadi rumah yang damai bagi semua.
Mengakhiri sambutannya, Wapres mengapresiasi upaya IKAPETE yang ia nilai berkontribusi menyebarkan nilai perdamaian di tengah keberagaman bangsa Indonesia.
“Semoga muktamar ini mampu mentransformasi warisan pemikiran Hadratussyaikh K.H. Hasyim Asy’ari menjadi upaya dan rekomendasi nyata dalam memerdekakan umat Islam dan bangsa Indonesia dari kemiskinan, kebodohan, dan keterbelakangan, serta mewujudkan kemaslahatan umat,” katanya.
Wapres Ma'ruf mengatakan, K.H. Muhammad Hasyim Asy’ari adalah ulama besar dan pahlawan nasional yang pemikiran dan kiprahnya sangat berpengaruh bagi kemajuan umat Islam dan bangsa Indonesia. Pemikiran itu, baik di bidang pendidikan pesantren, pemberdayaan ekonomi umat, maupun perpolitikan.
Ia mengatakan, tokoh yang dikenal sebagai pendiri Nahdlatul Ulama tersebut memainkan peran vital dalam memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia melalui Resolusi Jihad yang dikumandangkan 79 tahun silam. (Rap/Ter)