Pelatihan komunikasi efektif dan empati pada guru dalam mengatasi masalah perundungan
Masalah perundungan di kalangan anak-anak sekolah menjadi ancaman serius bagi kesejahteraan anak
.jpg)
Elshinta.com - Masalah perundungan di kalangan anak-anak sekolah menjadi ancaman serius bagi kesejahteraan anak. Perundungan terjadi di berbagai tingkat pendidikan, mulai dari tingkat taman kanak-kanak, sekolah dasar, menengah, hingga perguruan tinggi, berdampak besar pada perkembangan anak, baik saat ini maupun di masa depan.
Berbagai faktor turut menjadi penyebab perundungan, seperti kondisi individu pelaku dan korban serta pengaruh lingkungan, termasuk keluarga, sekolah, masyarakat, dan juga kebijakan pendidikan seperti kurikulum. Dengan memahami kompleksitas penyebab dan dampaknya maka diperlukan langkah intervensi sosial anti-perundungan yang dimulai sejak dini untuk mengurangi dampak negatifnya, khususnya di tingkat sekolah dasar (SD).
Dalam rangka mengatasi masalah ini, tim Pengabdian Masyarakat (Pengmas) Universitas Indonesia yang diketuai oleh Dr. Annisah, M.Kesos, dosen Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial FISIP UI, merancang program untuk meningkatkan kapasitas guru dalam menangani kasus perundungan di SD. Program ini mengadopsi pendekatan multidisiplin dengan melibatkan dosen Psikologi UI sebagai anggota tim sehingga memungkinkan penyelesaian masalah perundungan dengan cara yang lebih menyeluruh dan komprehensif.
Bentuk kegiatan yang dilakukan berupa workshop yang dilakukan sebanyak dua kali. Workshop kedua dilakukan dengan tema membangun komunikasi yang efektif dan empati sebagai upaya dalam menangani masalah perundungan di sekolah. Pemberian materi disertai dengan role play mempraktikkan komunikasi terutama dalam menghadapi permasalahan perundungan yang dialami siswa. Dari role play diketahui bahwa kunci utama dalam komunikasi yaitu empati. Dalam menangani kasus perundungan, guru berupaya untuk mendengarkan dan mencoba memahami apa yang dirasakan oleh anak.
“Empati ini menjadi penting sehingga kita, guru-giru jadi bisa memahami apa yang dipikirkan oleh anak, apa keinginan anak, dan bagaimana perasaan anak ketika anak menyampaikan sesuatu”. (Dr. Annisah, M.Kesos, Dosen Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial UI).
Secara keseluruhan, program ini terlaksana dengan baik dan mendapatkan sambutan yang positif, serta antusiasme yang tinggi dari kepala sekolah, guru, dan PTK SDN Sukmajaya 5 yang berjumlah 25 orang. Harapannya, edukasi yang disampaikan dan praktik yang dilakukan dapat diterapkan secara efektif dalam kehidupan sehari-hari dan dapat disebarluaskan kepada sekolah-sekolah lainnya.