Top
Begin typing your search above and press return to search.

Akui gunakan DD 2024, Kades Kreman akan diaudit

Warga desa semakin kritis terhadap pengelolaan anggaran yang mereka anggap harus lebih transparan dan akuntabel.

Darmadi |Sigit Kurniawan
Akui gunakan DD 2024, Kades Kreman akan diaudit
X
Sumber foto: Hari Nurdiansyah/elshinta.com.

Elshinta.com - Kepala Desa Kreman, Kecamatan Warureja, Kabupaten Tegal, Wahyono, menghadapi tekanan besar dari warganya setelah dilakukannya demonstrasi besar-besaran pada Senin, 6 Januari 2025.

Ratusan warga berkumpul di depan kantor desa untuk menuntut pertanggungjawaban Wahyono terkait tuduhan dugaan korupsi terhadap penggunaan Dana Desa (DD) tahun 2024. Aksi demonstrasi ini mencerminkan ketidakpuasan masyarakat yang telah lama mengawasi pengelolaan dana desa yang mereka anggap tidak transparan dan tidak sesuai dengan harapan.

Dalam aksi tersebut, warga membawa berbagai spanduk bertuliskan tuntutan untuk pengunduran diri Wahyono sebagai Kepala Desa. Mereka juga menyerukan agar pihak berwenang melakukan penyelidikan menyeluruh terhadap pengelolaan Dana Desa yang dialokasikan untuk program-program pembangunan dan kesejahteraan masyarakat. Para demonstran mengklaim bahwa penggunaan DD tahun 2024 tidak sesuai dengan rencana anggaran yang disusun dan cenderung menguntungkan pihak tertentu.

Wahyono, yang didampingi oleh beberapa perangkat desa, mencoba menanggapi tuntutan warga. Dalam pernyataannya, ia mengakui bahwa ada beberapa kesalahan dalam pengelolaan dana tersebut, namun ia membantah adanya niat untuk melakukan korupsi.

"Kami memang mengalami beberapa kendala dalam pelaksanaan program yang telah direncanakan. Namun, saya tegaskan bahwa tidak ada niatan untuk merugikan masyarakat. Kami akan segera melakukan evaluasi dan perbaikan," ujarnya seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, Hari Nurdiansyah, Rabu (8/1).

Masyarakat Kreman merasa kecewa dengan jawaban yang disampaikan oleh Kades. Mereka menilai bahwa pengelolaan yang buruk dan kurangnya transparansi telah merugikan pembangunan di desa mereka. Salah satu perwakilan demonstran menyatakan,

"Kami sudah cukup sabar. Dana Desa seharusnya digunakan untuk kepentingan bersama, bukan untuk kepentingan pribadi. Jika Kades tidak mampu mengelola dana ini dengan baik, kami minta dia mundur." ujar pengunjuk rasa.

Camat Warureja, Aji Wiratno mengatakan akan segera melaporkan ke Bupati Tegal melalui Dispermades Kabupaten Tegal atas persoalan tersebut. Pihaknya akan menyampaikan aspirasi masyarakat.

"Prinsipnya, kita akan mengacu pada mekanisme yang ada. Kita tidak akan gegabah. Karena SK kades yang mengeluarkan Bupati," ujar Aji.

Sementara, Kades Kreman Wahyono mengaku sudah mendapat surat teguran dari BPD soal pekerjaan rabat beton dan drainase. Dan BPD menghendaki agar anggaran untuk pekerjaan tersebut dikembalikan selama 60 hari sejak terbitnya surat tersebut.

"Sekitar tanggal 2 Maret 2025 uangnya harus dikembalikan. Dan saya siap akan mengembalikannya," ucap Wahyono.

Saat ditanya keberadaan uang DD itu dimana, Wahyono mengaku telah menggunakannya untuk kepentingan pribadi. "Uang itu saya gunakan untuk membayar hutang-hutang saya. Saya hutang ke orang-orang saat saya ikut Pilkades sebanyak dua kali," kata Wahyono.

Wahyono juga mengaku, uang yang sudah digunakan totalnya antara Rp 60 juta hingga Rp 80 juta. Termasuk uang honor untuk seluruh ketua RT dan RW di Desa Kreman. "Uangnya sudah saya pakai. Tapi nanti akan saya kembalikan melalui RKD (Rekening Kas Desa)," ujarnya.

Menyikapi aksi ini, pemerintah Kecamatan Warureja berjanji untuk segera melakukan investigasi terkait dugaan penyalahgunaan Dana Desa.

Aksi demonstrasi ini bukanlah yang pertama kalinya terjadi di wilayah tersebut. Dalam beberapa tahun terakhir, isu pengelolaan Dana Desa sering kali menjadi sorotan publik, terutama di daerah yang memiliki tingkat kesadaran politik yang tinggi.

Sumber : Radio Elshinta

Related Stories
Next Story
All Rights Reserved. Copyright @2019
Powered By Hocalwire