Wamen BKKBN: Program MBG penting untuk cegah stunting
Wakil Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga atau Wakil Kepala BKKBN, Ratu Ayu Isyana Bagoes Oka meninjau proses pendistribusian dan pembagian makan bergizi gratis di dua Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu).

Elshinta.com - Wakil Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga atau Wakil Kepala BKKBN, Ratu Ayu Isyana Bagoes Oka meninjau proses pendistribusian dan pembagian makan bergizi gratis di dua Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu).
Kedua Posyandu itu di antaranya Posyandu Anyelir 1 dan Posyandu Dahlia, yang terletak di kawasan Kelurahan Susukan, Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur.
Isyana mengatakan hingga saat ini program makan bergizi gratis sudah berjalan selama lima hari dan tersebar di 190 titik penerima manfaat, khususnya diperuntukkan untuk anak-anak sekolah.
Namun, lanjutnya, program makan bergizi gratis kali ini ditujukan kepada ibu hamil, ibu menyusui dan anak di bawah usia lima tahun atau balita.
"Kalau hari Senin kemarin kita pertama kali melihat pembagian makan bergizi gratis rentak di 190 titik. Fokusnya lebih banyak adalah sekolah-sekolah. Hari ini kita lanjutkan lagi ke sasaran yang lain, yakni Ibu Hamil, Ibu Menyusui, dan anak-anak usia prasekolah," kata Isyana, Jumat (10/1), seperti dilaporkan Reporter Elshinta, Heru Lianto.
Lebih lanjut Isyana mengatakan makanan bergizi sangat penting untuk tumbuh kembangnya ibu hamil, ibu menyusui dan balita ke depannya. Salah satunya adalah untuk pencegahan stunting.
"Karena kita ketahui pencegahan stunting itu akan efektif untuk dilakukan pada saat seribu hari pertama kehidupan. Dan seribu hari pertama kehidupan itu bukan pada saat bayi dilahirkan. Tapi justru sudah dimulai pada saat Ibu mulai mengandung," terangnya.
Sebagaimana diketahui, program MBG merupakan program unggulan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, yang diluncurkan Senin, 6 Januari 2025. Program ini terletak di 190 lokasi yang tersebar di 26 provinsi .
Program ini ditujukan untuk semua penerima manfaat, mulai dari balita, santri, siswa PAUD, TK, SD, SMP, SMA, serta ibu hamil dan ibu menyusui.
Jumlah penerima manfaat direncanakan terus bertambah hingga mencapai 15 juta orang pada akhir tahun 2025.