Top
Begin typing your search above and press return to search.

Kemenag pentingkan penyiaran agama menyejukkan dan edukatif

Prof Abu Rokhmad, Direktur Jenderal Bimas Islam, Kementerian Agama RI menekankan pentingnya penyiaran agama yang menyejukkan dan edukatif, khususnya dalam menyambut bulan Ramadan. Hal itu ia sampaikan dalam Temu Penanggung Jawab Program Siaran Agama Islam di Media, di Wisma Kementerian Agama, Jakarta, Kamis (13/2/2025).

Kemenag pentingkan penyiaran agama menyejukkan dan edukatif
X
Dirjen Bimas Islam Prof Abu Rokhmad. Foto: Biro Humas Kemenag RI

Elshinta.com - Prof Abu Rokhmad, Direktur Jenderal Bimas Islam, Kementerian Agama RI menekankan pentingnya penyiaran agama yang menyejukkan dan edukatif, khususnya dalam menyambut bulan Ramadan. Hal itu ia sampaikan dalam Temu Penanggung Jawab Program Siaran Agama Islam di Media, di Wisma Kementerian Agama, Jakarta, Kamis (13/2/2025).

Dirjen Bimas Islam menjelaskan 5 fokus utama dalam siaran selama bulan Ramadan, di antaranya program siaran agama harus memberikan ketenangan bagi masyarakat dengan menghadirkan ulama yang berkompeten agar terhindar dari kontroversi. Diharapkan dengan demikan akan tercipta siaran yang menyejukkan dan inklusif serta membantu menjaga ketenteraman di bulan suci.

Selanjutnya, siaran agama perlu selaras dengan Deklarasi Istiqlal, yang mengedepankan keadilan sosial dan menanamkan nilai-nilai kemanusiaan dalam setiap tayangan. Nilai-nilai ini harus dijunjung tinggi untuk membangun kesadaran dan empati dalam masyarakat.

Berikutnya adalah program siaran harus berwawasan lingkungan dengan mengajak masyarakat lebih peduli terhadap keberlanjutan alam sebagai bagian dari ibadah. Menurut Abu Rokhmad kesadaran ekologis perlu ditanamkan agar umat Islam memahami pentingnya menjaga lingkungan sebagai bagian dari tanggung jawab religius.

Abu juga menekankan media memiliki tanggung jawab dalam membangun harmoni sosial dengan menghindari ujaran kebencian dan memperkuat toleransi antarumat beragama. “Program siaran hendaknya menjadi perekat yang mempererat hubungan sosial, baik antarumat Islam maupun dengan komunitas lainnya," ujarnya.

Siaran agama di bulan Ramadan, kata Dirjen Bimas Islam harus mendorong solidaritas dan kepedulian sosial dengan menampilkan kisah-kisah inspiratif tentang semangat berbagi dan gotong royong dalam masyarakat. Kisah-kisah ini diharapkan dapat menggerakkan masyarakat untuk berpartisipasi dalam kegiatan sosial yang bermanfaat.

"Bulan Ramadan merupakan momentum yang sangat strategis dalam penyiaran dakwah Islam. Masyarakat lebih terbuka terhadap pesan keagamaan, sehingga media harus memastikan bahwa program-program yang disajikan benar-benar berkualitas dan membawa manfaat bagi umat,” tutur Abu Rokhmad.

Sementara di tempat yang sama Direktur Penerangan Agama Islam, Ahmad Zayadi menekankan siaran agama di bulan Ramadan hendaknya mematuhi kode etik penyiaran serta mengandung nilai edukasi yang bermanfaat bagi masyarakat.

Sebagai bagian dari upaya menjaga kualitas ceramah dan siaran keagamaan, Kementerian Agama juga mengimbau agar para pendakwah dan media memedomani Surat Edaran Menteri Agama No. 9 Tahun 2023 tentang Pedoman Ceramah Keagamaan.

Beberapa poin utama dalam surat edaran ini di antaranya: menjunjung nilai-nilai kebangsaan, dengan memastikan ceramah tidak bertentangan dengan Pancasila, UUD 1945, dan semangat persatuan nasional.

Kemudian menghindari ujaran kebencian dan provokasi, serta tidak menyebarkan permusuhan berbasis SARA. Selain itu juga mendorong persatuan dan toleransi antarumat beragama, dengan tidak menjelekkan keyakinan lain maupun mengklaim kebenaran tunggal secara eksklusif.

"Media memiliki peran penting dalam menyampaikan dakwah dengan cara yang tepat dan bertanggung jawab. Oleh karena itu, kami mengingatkan agar setiap program keagamaan yang disiarkan tetap dalam koridor etika penyiaran dan mengandung unsur pendidikan yang dapat memperkaya wawasan keislaman masyarakat. Dengan mengikuti pedoman ini, kita bisa memastikan bahwa siaran agama di bulan Ramadan benar-benar membawa manfaat bagi umat," papar Ahmad Zayadi.

Sementara itu, Kepala Subdit Seni, Budaya dan Siaran Keagamaan Islam, Wida Sukmawati, mengungkapkan bahwa kegiatan ini merupakan agenda tahunan yang bertujuan memperkuat koordinasi antarpenanggung jawab program siaran agama di berbagai platform media.

“Forum ini rutin diselenggarakan setiap tahun untuk membahas strategi penyiaran agama yang lebih relevan, menarik, dan sesuai dengan prinsip keislaman. Tahun ini, bersama KPI dan MUI kami juga Insya Allah kembali akan menyelenggarakan ajang Anugerah Syiar Ramadan 2025 yang akan diselenggarakan pada bulan April mendatang untuk memberikan penghargaan kepada media televisi dan radio yang menyajikan program Ramadan berkualitas,” tandas Wida Sukmawati.

Penulis: Suwiryo/Ter

Sumber : Radio Elshinta

Related Stories
Next Story
All Rights Reserved. Copyright @2019
Powered By Hocalwire