Top
Begin typing your search above and press return to search.

Menag luncurkan gerakan 1 juta pohon matoa dan pembangunan pesantren Istiqlal Internasional di Kampu

Menteri Agama Republik Indonesia, Nasaruddin Umar, bersama Menteri Pemberdayaan Masyarakat, Pratikno, dan Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian, menghadiri peluncuran Gerakan Penanaman 1 Juta Pohon Matoa sekaligus peletakan batu pertama pembangunan Pesantren Istiqlal Internasional Indonesia. Acara ini berlangsung di Kampus Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII), Depok, Selasa (22/4).

Menag luncurkan gerakan 1 juta pohon matoa dan pembangunan pesantren Istiqlal Internasional di Kampu
X
Sumber foto: Radio Elshinta/ Arie Dwi Prasetyo

Elshinta.com - Menteri Agama Republik Indonesia, Nasaruddin Umar, bersama Menteri Pemberdayaan Masyarakat, Pratikno, dan Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian, menghadiri peluncuran Gerakan Penanaman 1 Juta Pohon Matoa sekaligus peletakan batu pertama pembangunan Pesantren Istiqlal Internasional Indonesia. Acara ini berlangsung di Kampus Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII), Depok, Selasa (22/4).

Dalam sambutannya, Nasaruddin Umar menyampaikan bahwa Kementerian Agama memiliki lebih dari 3.000 satuan kerja (satker), menjadikannya sebagai kementerian dengan jumlah satker terbanyak di Indonesia. Ia menginstruksikan agar gerakan penanaman pohon ini juga dilaksanakan serentak hingga tingkat kecamatan.

“Gerakan ini melibatkan masyarakat luas, termasuk para imam desa. Momentum ini sangat tepat karena bertepatan dengan Hari Bumi,” ujar Nasaruddin.

Pesantren Istiqlal Internasional Indonesia dirancang menjadi pusat pendidikan Islam bertaraf internasional, yang akan mencakup jenjang pendidikan dari tingkat Taman Kanak-Kanak (TK) hingga program doktoral (S3). Dalam tahap awal, akan diterima 240 siswa untuk Madrasah Aliyah dan 60 siswa untuk Madrasah Tsanawiyah, terdiri dari 30 putra dan 30 putri. Total 300 santri akan memulai pendidikan pada tahun ajaran 2026.

Pesantren ini juga ditargetkan untuk menampung anak-anak diaspora Indonesia di luar negeri yang ingin belajar agama di tanah air. Saat ini, terdapat lebih dari 6.500 anak diaspora di Amerika dan Eropa yang berminat untuk menempuh pendidikan Islam di Indonesia.

“Anak-anak kita harus diajak menggali ilmu bukan hanya dari akal, tapi juga dari kontemplasi, bahkan dari alam sekitar sebagai guru tak langsung. Masjid, pohon, dan lingkungan akan menjadi sumber inspirasi dalam proses belajar,” jelas Nasaruddin.

Ia menambahkan bahwa pesantren ini akan mengadopsi metodologi keilmuan klasik Islam dengan pendekatan epistemologi husuli dan hudhuri. Selain itu, pembelajaran akan dirancang untuk mengintegrasikan ilmu-ilmu keislaman dengan sains dan teknologi, serta memanfaatkan kurikulum berbasis cloud yang telah dikembangkan oleh para ahli.

“Insyaallah, ini akan menjadi model pesantren modern dengan kualitas pendidikan internasional, dan kami sudah mempersiapkan semuanya dengan matang,” pungkasnya, seperti yang dilaporkan Reporter Elshinta Arie Dwi Prasetyo.

Sumber : Radio Elshinta

Related Stories
Next Story
All Rights Reserved. Copyright @2019
Powered By Hocalwire