Top
Begin typing your search above and press return to search.

Polresta Malang bantah RS Persada Hospital tak terkait kasus pelecehan seksual oleh dokter

Munculnya statement kasus dugaan kekerasan seksual yang dilakukan salah satu oknum dokter berinisial AyP yang bertugas di RS Persada Hospital Malang Jawa Timur bersifat personal dan tidak ada kaitannya dengan pihak rumah sakit mendapat respon banyak kalangan.

Polresta Malang bantah RS Persada Hospital tak terkait kasus pelecehan seksual oleh dokter
X
Sumber foto: AH Sugiharto/elshinta.com.

Elshinta.com - Munculnya statement kasus dugaan kekerasan seksual yang dilakukan salah satu oknum dokter berinisial AyP yang bertugas di RS Persada Hospital Malang Jawa Timur bersifat personal dan tidak ada kaitannya dengan pihak rumah sakit mendapat respon banyak kalangan.
Salah satunya Satreskrim Polresta Malang kota yang menyatakan rumah sakit di kawasan Araya tersebut menjadi lokasi kejadian dugaan kekerasan seksual yang tengah dalam penyidikan pihak kepolisian yang tangani kasus tersebut.

Kasat Reskrim Polresta Malang kota Jawa Timur, Kompol Mohammad Soleh membantah kalau rumah sakit Persada tidak terkait dalam kasus dengan dua korban yang telah melapor ke pihak kepolisian.

“Dalam ilmu kepolisian ada istilah locus delicti atau tempat terjadi suatu tindak pidana atau kejahatan dan itu terjadi di dalam ruangan/lingkungan rumah sakit,” ungkapnya merespon munculnya statement pihak rumah sakit Persada Hospital.

Ditambahkan Kasat Reskrim, tentu saja penanganan kasus ini masih terus berjalan termasuk upaya yang dilakukan pihak kepolisian.

“Saat ini ada 5 orang saksi yang telah kita mintai keterangan mereka ini antara lain korban pertama QaR,21, warga, Jawa Barat; teman korban; pegawai RS Persada Hospital Malang; korban A ,23 tahun warga Malang serta sejumlah barang bukti,” ujarnya seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, AH Sugiharto, Senin (28/4).

Disinggung soal oknum dokter AyP yang disebut-sebut dalam laporan dua korban, Kasatreskrim menjamin akan segara diperiksa.

"Surat untuk dimintai keterangannya sudah dilayangkan tinggal menentukan kapan dapat diperiksa termasuk permintaan pada pihak rumah sakit guna memberikan salinan rekaman cctv tahun 2022 -2023 pada pihak rumah sakit yang telah di kirim namun hingga kini belum ada jawaban,” jelasnya.

Sebelumnya beredar di media sosial pernyataan pihak RS Persada Hospital Malang Jawa dalam klarifikasi dimana dalam klasifikasi yang dikeluarkan bagian humas,Sillvya Kitty Simanungkalit menyebutkan 3 point terkait yaitu pertama Persada Hospital menyampaikan permohonan maaf sebesar-besarnya dan sangat menyesalkan adanya pihak tak bertanggungjawab yang bertindak di luar standar dan norma pihaknya, hingga harus merugikan masyarakat, individu, bahkan institusi senndiri.

"Sebagai institusi kesehatan yang dinakhodai oleh perempuan, kami selalu berkomitmen untuk menjunjung tinggi harkat, martabat, dan perlindungan bagi perempuan. Kedua Peristiwa ini murni merupakan perbuatan personal dan tidak ada keterkaitan dengan pihak rumah sakit. Untuk itu, kami telah menindaklanjuti dan melakukan penyelidikan internal atas kejadian ini sehingga saat ini dokter yang bersangkutan dinyatakan tidak lagi bertugas di Persada Hospital. Ketiga Kami menyerahkan sepenuhnya penanganan kasus tersebut kepada aparat penegak hukum, dan berkomitmen untuk mendukung proses hukum yang tengah berjalan," ujar Sillvya.

Sumber : Radio Elshinta

Related Stories
Next Story
All Rights Reserved. Copyright @2019
Powered By Hocalwire