Cegah premanisme, Polres Tegal sambangi perusahaan di Slawi

Elshinta.com - Dengan maraknya aksi premanisme di berbagai industri menjadi momok yang mengintai dunia usaha, termasuk industri pengolahan seperti yang dijalankan oleh PT Gopek Cipta Utama, Kecamatan Slawi.

Menghadapi tantangan tersebut, Polres Tegal mengambil langkah proaktif dan menggelar pembinaan serta penyuluhan ke lapangan serta memastikan bahwa rasa aman tidak hanya menjadi harapan, melainkan kenyataan.

Pada Rabu, 14 Mei 2025, tim dari Polres Tegal yang dipimpin Kasat Binmas AKP Bambang Suwidagdo menyambangi perusahaan teh berskala nasional itu. Kegiatan Polres Tegal ini pun tidak sekadar kunjungan formalitas. Ia adalah bentuk nyata dari kehadiran negara Melalui Kepolisian di tengah masyarakat industri.

Dalam forum itu, karyawan serta petugas keamanan perusahaan tidak hanya menjadi objek perlindungan, tetapi juga subjek aktif dalam menciptakan suasana yang kondusif.

AKP Bambang secara lugas menyampaikan pentingnya kewaspadaan terhadap potensi ancaman dari pihak-pihak yang mengganggu stabilitas usaha. "Premanisme, bisa datang dari mana saja dan dengan berbagai modus seperti ormas perorangan atau mengatasnamakan pihak manapun," ujar Bambang seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, Hari Nurdiansyah, Kamis (15/5).

Lebih dari sekadar memberi arahan, Polres Tegal membuka ruang dialog, pembinaan dan penyuluhan kepada HRD di perusaaan tersebut. Dalam suasana yang cair namun serius, bahkan karyawan menyampaikan kegelisahan dan harapan mereka.

Sebuah pendekatan yang mencerminkan paradigma baru dalam pelayanan keamanan: bukan hanya bertindak ketika masalah muncul, tetapi hadir lebih awal untuk mencegahnya. Langkah ini bukan tanpa alasan. Industri seperti PT Gopek menyerap banyak tenaga kerja dan menjadi bagian penting dari denyut ekonomi daerah.

Kapolres Tegal, AKBP Bayu Prasatyo, melalui jajarannya, menekankan pentingnya kolaborasi. Bahwa keamanan tidak bisa diserahkan sepenuhnya kepada polisi namun tanggung jawab bersama antara aparat, pekerja, pengusaha, dan masyarakat.

"Pendekatan ini dapat mengisyaratkan bahwa pencegahan jauh lebih efektif, murah daripada penindakan," ujar Bayu.