Top
Begin typing your search above and press return to search.

DPR RI apresiasi Kemensos soal Sekolah Rakyat dan layanan di Sentra

Menteri Sosial Saifullah Yusuf menegaskan bahwa fungsi sentra sebagai tempat layanan rehabilitasi sosial tidak mengalami perubahan, meskipun Sekolah Rakyat akan dijalankan di seluruh sentra terpadu maupun sentra. Layanan perawatan, konseling, dan rehabilitasi sosial bagi masyarakat tetap berjalan sebagaimana mestinya.

DPR RI apresiasi Kemensos soal Sekolah Rakyat dan layanan di Sentra
X
Mensos Gus Ipul dalam rapat kerja bersama Komisi VIII DPR RI di Jakarta, Selasa (20/5/2025).. Foto: Kemensos RI

Elshinta.com - Menteri Sosial Saifullah Yusuf menegaskan bahwa fungsi sentra sebagai tempat layanan rehabilitasi sosial tidak mengalami perubahan, meskipun Sekolah Rakyat akan dijalankan di seluruh sentra terpadu maupun sentra. Layanan perawatan, konseling, dan rehabilitasi sosial bagi masyarakat tetap berjalan sebagaimana mestinya.

“Sentra melayani masyarakat yang memerlukan perawatan, konsultasi, atau juga secara umum rehabilitasi sosial. Itu tetap jalan,” ujar Gus Ipul, sapaan akrabnya, dalam rapat kerja bersama Komisi VIII DPR RI di Jakarta, Selasa (20/5/2025).

Dikutip dari keterangan tertulis, program Sekolah Rakyat, yang akan mulai berjalan pada Juli 2025 mendatang, menuai pertanyaan karena dianggap berpotensi menggeser layanan utama yang selama ini diberikan Kementerian Sosial di seluruh sentra. Tapi menurut Gus Ipul, justru sebaliknya. “Semuanya tetap berjalan. Tidak ada yang digusur. Layanan sentra tetap aktif untuk masyarakat yang membutuhkan rehabilitasi sosial,” ujarnya.

Mensos menegaskan masyarakat yang memerlukan perawatan, konseling, maupun program rehabilitasi sosial tetap dapat mengakses layanan seperti biasa. Kehadiran Sekolah Rakyat, kata Gus Ipul, bukan mengambil alih ruang, melainkan berjalan berdampingan dengan kegiatan utama sentra.

“Kita ingin memuliakan semuanya. Baik yang membutuhkan layanan di sentra, maupun anak-anak dari keluarga rentan yang kini bisa mengakses pendidikan dasar lewat Sekolah Rakyat,” katanya.

Gus Ipul menyebut Sekolah Rakyat sebagai bagian dari ikhtiar Kementerian Sosial dalam menyasar kelompok miskin dan miskin ekstrem. Melalui pendekatan pendidikan yang menyatu dengan pelayanan sosial, kementerian berupaya mengatasi putus sekolah dan keterbatasan akses pendidikan dasar. Namun, penekanan utamanya tetap: fungsi sentra tidak berubah.

Isu ini sempat menyebar ke publik setelah muncul kekeliruan di lapangan yang menimbulkan kesan bahwa Sekolah Rakyat mengambil alih fungsi eksisting sentra. “Sebenarnya cukup dikomunikasikan dengan pemerintah daerah. Tapi karena sudah terlanjur viral, kami luruskan bersama Komisi Nasional Disabilitas dan pihak terkait,” ujar Gus Ipul.

Di rapat yang sama, anggota Komisi VIII DPR RI, Maman Imanul Haq, mengapresiasi respons cepat dan konkret Kementerian Sosial dalam menangani berbagai persoalan sosial di lapangan. Ia menilai langkah-langkah seperti pendirian Sekolah Rakyat serta layanan rehabilitasi sosial di sentra sebagai bukti nyata dari komitmen Kementerian Sosial terhadap kelompok rentan.

“Tidak tiba-tiba, langsung direspons dengan sangat cepat oleh Kementerian Sosial. Itulah jadinya Kemensos Selalu Ada,” kata Maman.

Menurut Maman, slogan “Kemensos Selalu Ada” bukan sekadar jargon, tetapi terlihat dalam eksekusi lapangan terhadap kasus-kasus kemanusiaan seperti rumah roboh, operasi gagal, hingga anak-anak yang putus sekolah.

Ia juga menyoroti keberadaan program Sekolah Rakyat sebagai bagian dari langkah afirmatif untuk menjangkau anak-anak dari keluarga miskin ekstrem.

Apresiasi ini merujuk pada langkah Kementerian Sosial membangun 100 titik Sekolah Rakyat pada 2025, yang dirancang untuk menjangkau anak-anak dari keluarga miskin ekstrem yang putus sekolah. Program ini menargetkan daya tampung hingga 1.000 siswa per sekolah, dengan skema pembangunan dua tahap.

Tahap pertama, sebanyak 63 titik telah masuk kontrak renovasi, ditargetkan operasional pada Juli 2025. Jumlah ini mencakup 247 rombongan belajar (rombel) dan melayani sekitar 6.105 siswa.

Tahap kedua, sebanyak 37 titik sedang dalam proses survei oleh Kementerian PUPR, dengan estimasi menyumbang tambahan 185 rombel dan 4.625 siswa. Seluruh renovasi bangunan dipastikan tidak mengganggu fungsi utama sentra sosial sebagai tempat layanan rehabilitasi.

Seperti diketahui, Kementerian Sosial menargetkan

pendirian 100 titik Sekolah Rakyat hingga akhir 2025. Di tengah berbagai dinamika di lapangan, kementerian memastikan bahwa fungsi dasar sentra sebagai lembaga rehabilitasi sosial tetap menjadi prioritas utama.

Penulis: Hutomo Budi/Ter

Sumber : Radio Elshinta

Related Stories
Next Story
All Rights Reserved. Copyright @2019
Powered By Hocalwire