Top
Begin typing your search above and press return to search.

Jelang puncak haji, PPIH imbau jemaah salat Jumat di hotel

Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi mengimbau jemaah Indonesia untuk melaksanakan salat Jumat terakhir sebelum puncak haji (Armuzna) di hotel masing-masing. Imbauan ini disampaikan menyusul potensi penghentian operasional bus shalawat pada Jumat (30/5/2025) pagi.

Jelang puncak haji, PPIH imbau jemaah salat Jumat di hotel
X
Kabid Transportasi PPIH Arab Saudi, Mujib Roni. Foto: MCH Kemenag

Elshinta.com - Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi mengimbau jemaah Indonesia untuk melaksanakan salat Jumat terakhir sebelum puncak haji (Armuzna) di hotel masing-masing. Imbauan ini disampaikan menyusul potensi penghentian operasional bus shalawat pada Jumat (30/5/2025) pagi.

Kabid Transportasi PPIH Arab Saudi, Mujib Roni, mengatakan hingga saat ini pihaknya belum menerima informasi resmi soal penghentian layanan, namun berkaca pada pelaksanaan tahun sebelumnya, penutupan layanan biasanya dimulai sejak pukul 07.00 pagi waktu setempat.

“Ya, sebenarnya sampai dengan saat ini kita belum mendapatkan informasi secara pasti begitu ya,” kata Mujib saat ditemui di Makkah.

Ia menjelaskan, ada beberapa pertimbangan penghentian layanan transportasi bus shalawat menjelang puncak haji.

“Hanya saja kita berkaca kepada pengalaman tahun kemarin bahwa jam 7 pagi itu biasanya layanan transportasi umum, termasuk layanan yang kita berikan, yakni layanan shalawat itu sudah harus dihentikan,” ujar Mujib.

Menurut dia, kepadatan di kawasan Masjidil Haram dan kondisi suhu ekstrem menjadi faktor utama.

“Pertama karena potensi kepadatan yang luar biasa di haram. Kemudian yang kedua, karena sekarang ini kan sudah suhu yang cukup ekstrem ya, diminta untuk jama’ah untuk menghindari berada di luar gedung sehingga kesehatannya tetap terjaga,” lanjutnya.

Selain itu, jemaah juga diimbau tetap menjaga kebugaran menjelang puncak ibadah haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina.

“Kemudian yang ketiga, ketika ada pembatasan yang cukup lama, ini dikhawatirkan juga mengganggu kesehatan jama'ah. Kebugaran jama'ah, apalagi sudah mendekati puncak armuzna. Jadi diimbau kepada jama'ah agar melaksanakan aktivitas di dalam hotel, termasuk aktivitas ibadahnya,” jelas Mujib.

“Agar nanti di saat puncak haji, kondisi jama’ah cukup fit, tidak terganggu dengan masalah-masalah kesehatan,” tambahnya.

Bagi jemaah yang tetap memilih berangkat ke Masjidil Haram, Mujib mengingatkan potensi kesulitan saat pulang karena layanan bus yang ditutup dalam waktu cukup lama.

“Potensinya itu adalah jama’ah harus menggunakan layanan di luar layanan yang kita berikan. Karena biasanya kalau jam 7 pagi itu ditutup, paling nanti menjelang ashar, untuk menjelang asar itu berarti nanti dibuka. Dan itu kan waktu yang cukup lama,” katanya.

Alternatif lain seperti berjalan kaki atau naik taksi, menurut Mujib, bisa menguras energi jemaah secara signifikan.

“Sehingga kalau pun jama’ah tetap memaksa, satu kalau tidak mau menggunakan layanan umum transportasi yang tersedia lain, ya mungkin taksi atau apa, berarti kan jama’ah harus berjalan kaki. Dan tentu itu mengeluarkan energi yang luar biasa,” katanya.

Ia menegaskan, beribadah di sekitar hotel akan lebih aman dan nyaman bagi jemaah.

“Maka tetap kita iimbau jama’ah untuk melaksanakan aktivitas ibadahnya di hotel-hotel, atau di tempat-tempat ibadah atau masjid yang ada di seputaran hotel. Tentu itu jauh lebih nyaman, jauh lebih safety, dan tidak akan mengganggu kesehatan dan keselamatan jama’ah,” pungkasnya.

(Rap/Ter/MCH)

Sumber : Radio Elshinta

Related Stories
Next Story
All Rights Reserved. Copyright @2019
Powered By Hocalwire