Kemensos dayakan 9 Desa di Jawa Tengah, hapus miskin ekstrem
Kementerian Sosial (Kemensos) l menggerakkan program pemberdayaan di sembilan desa di Jawa Tengah sebagai bagian dari strategi nasional untuk menghapus kemiskinan ekstrem. Dikutip dari keterangan resmi, disebutkan langkah ini merespons langsung arahan Presiden Prabowo Subianto agar kemiskinan ekstrem dapat ditekan hingga nol persen pada 2026.
.jpeg)
Elshinta.com - Kementerian Sosial (Kemensos) l menggerakkan program pemberdayaan di sembilan desa di Jawa Tengah sebagai bagian dari strategi nasional untuk menghapus kemiskinan ekstrem. Dikutip dari keterangan resmi, disebutkan langkah ini merespons langsung arahan Presiden Prabowo Subianto agar kemiskinan ekstrem dapat ditekan hingga nol persen pada 2026.
“Di Jawa Tengah kita akan mulai di 9 desa. Target menengahnya 923 desa, ada tambahan dari Bappeda, jadi berjumlah 1.278 untuk 35 kabupaten. Pada hari ini kita workshop, menyamakan konsep dan program, sampai sedetail-detailnya supaya program pemberdayaan segera berjalan dan masyarakat bisa berdaya, bisa mandiri, bisa produktif,” ujar Wakil Menteri Sosial, Agus Jabo Priyono, saat menghadiri workshop Desa Sejahtera Mandiri di Magelang, Rabu (4/6/2025).
Kesembilan desa yang terpilih menjadi pilot project Graduasi Bantuan Sosial 2025 adalah desa-desa dengan penerima manfaat terbanyak dari bantuan sosial dan Program Keluarga Harapan (PKH), yakni:
1. Desa Pesodongan, Wonosobo
2. Desa Gambuhan, Pemalang
3. Desa Wlahar, Brebes
4. Desa Kalisalak, Banyumas
5. Desa Ngresrep Balong, Kendal
6. Desa Kepuhsari, Wonogiri
7. Desa Dimoro, Grobogan
8. Desa Purwosari, Magelang
9. Desa Peniron, Kebumen
Agus Jabo menegaskan bahwa seluruh program berbasis pada Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN), yang mencakup informasi komprehensif tentang kondisi sosial-ekonomi masyarakat. Ia juga menyebutkan bahwa lebih dari separuh warga miskin di Indonesia berada di Pulau Jawa, terutama di empat provinsi: Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, dan Banten.
“Perintah Pak Presiden harus selesai untuk miskin ekstrem di tahun 2026 dan miskin itu di tahun 2029 harus di bawah 5 persen. Tentunya Kemensos tidak bisa sendirian, harus bekerja sama,” ujarnya.
Beragam inisiatif kolaboratif telah dimulai di lapangan. Di Desa Kalisalak dan Pesodongan, Kemensos menggelar pelatihan anyaman dari enceng gondok. PT Bhimasena Prima Indonesia membangun jamban sehat di Kalisalak senilai Rp15 juta, dan BPR BKK Wonosobo membantu pengadaan kandang kambing perah di Pesodongan senilai Rp30 juta.
Selain itu, Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Jawa Tengah melatih warga untuk pengolahan produk lokal dan mendampingi usaha di dua desa tersebut. Pelatihan digital marketing digelar di Desa Ngresrep dan Gambuhan, sementara pengolahan makanan dilatih di Dimoro dan Pesodongan.
Dinas Sosial Jawa Tengah juga menyiapkan 65 Kelompok Usaha Bersama (KUBE) senilai Rp1,3 miliar dan Usaha Ekonomi Produktif (UEP) bagi 105 penerima senilai Rp210 juta. Program perbaikan rumah melalui bantuan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) menjangkau lima desa: Kalisalak, Pesodongan, Gambuhan, Dimoro, dan Kepuhsari.
Langkah ini mendapat dukungan dari Wakil Ketua Komisi E DPRD Provinsi Jawa Tengah, Yudi Indras. “Ini ke depan menjadi suatu langkah yang baik, dan kita bersama-sama menurunkan angka kemiskinan,” ungkapnya.
Penulis: Rizky Rian Saputra/Ter