Indonesia vs Jepang: Laga 'Nggak Krusial', tapi penting banget
Timnas Indonesia akan menghadapi Jepang dalam laga terakhir Grup C Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia pada Rabu (11/6/2025) di Stadion Panasonic Suita, Osaka. Meski hasil pertandingan ini tidak lagi menentukan nasib lolos, laga tetap sarat makna: misi pembuktian Garuda atas raksasa Asia, Samurai Biru.

Elshinta.com - Timnas Indonesia akan menghadapi Jepang dalam laga terakhir Grup C Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia pada Rabu (11/6/2025) di Stadion Panasonic Suita, Osaka. Meski hasil pertandingan ini tidak lagi menentukan nasib lolos, laga tetap sarat makna: misi pembuktian Garuda atas raksasa Asia, Samurai Biru.
Indonesia telah memastikan diri melaju ke putaran keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026, sementara Jepang sudah tak tergoyahkan di puncak klasemen dan lolos otomatis ke putaran final di Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko. Namun di luar hitungan matematis, ada pertaruhan yang lebih besar: harga diri dan ambisi jangka panjang tim Merah Putih untuk bersaing di level tertinggi Asia.
44 Tahun Tanpa Kemenangan
Indonesia terakhir kali mengalahkan Jepang pada 24 Februari 1981 dalam laga persahabatan dengan skor 2-0. Sejak itu, Jepang berkembang menjadi kekuatan utama sepak bola Asia, sementara Indonesia terus berproses membangun fondasi yang stabil.
Sejak kemenangan 2-0 dalam laga persahabatan pada 24 Februari 1981, Indonesia belum pernah lagi menundukkan Jepang. Dalam empat dekade terakhir, Jepang menjelma menjadi kekuatan utama Asia, sementara Indonesia masih berjuang membangun fondasi yang kokoh.
Lebih dari Sekadar Pertandingan
Pelatih Patrick Kluivert diperkirakan tetap akan menurunkan komposisi skuad terbaik, tidak hanya untuk menjaga momentum positif, tetapi juga mengasah mental serta taktik menghadapi babak keempat yang akan lebih berat. Sejumlah nama diprediksi masih menjadi tulang punggung skuat Garuda.
Di lini belakang, Jay Idzes, Rizky Ridho, dan Nathan Tjoe-A-On atau Justin Hubner diprediksi kembali jadi tembok utama. Pelatih Jepang, Hajime Moriyasu, bahkan menyebut pertahanan Indonesia sebagai salah satu yang paling solid di grup ini.
Sementara Di lini tengah, Thom Haye dan Joey Pelupessy akan menjadi pengatur ritme permainan. Ketajaman lini depan berpotensi didukung oleh Marselino Ferdinan, Ricky Kambuaya, dan penyerang naturalisasi baru, Ole Romeny. Adapun Shayne Pattynama dan Verdonk akan memperkuat sisi kiri pertahanan jika diturunkan.
"Ini pertandingan yang serius. Kami bermain tandang melawan pemuncak klasemen grup yang sudah lolos ke Piala Dunia. Jadi, kami harus bermain dengan gaya kami sendiri,” ujar Kluivert dalam jumpa pers jelang laga, dikutip dari kanal YouTube PSSI TV, Selasa (10/6).
Peluang Perbaiki Ranking FIFA
Selain gengsi, laga ini juga sangat krusial dari sisi poin peringkat FIFA. Mengutip data dari footballrankings.com, Indonesia saat ini berada di peringkat 116 dunia, naik dari posisi 123 setelah kemenangan atas China (5 Juni 2025). Jika berhasil mencuri poin dari Jepang, peringkat Garuda berpotensi naik signifikan.
Berikut simulasi perolehan poin FIFA berdasarkan hasil laga:
Menang atas Jepang: +21,58 poin
Hasil imbang: +9,08 poin
Kalah: -3,42 poin
Kenaikan peringkat akan mempengaruhi pot undian untuk babak keempat dan kompetisi-kompetisi internasional lainnya, menjadikan laga ini sebagai batu loncatan strategis, bukan sekadar formalitas.
Momentum Menuju Masa Depan
Usai kemenangan atas China, Timnas Indonesia menggelar latihan resmi di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) sebelum bertolak ke Jepang. Persiapan matang ini menjadi bagian penting dari transisi menuju fase kompetitif selanjutnya.
Terlepas dari hasil akhir, laga kontra Jepang menjadi barometer penting bagi perjalanan panjang sepak bola Indonesia menuju status sebagai kekuatan baru Asia. Ini bukan semata soal menang atau kalah, tetapi tentang bagaimana tampil terhormat dan kompetitif melawan salah satu tim terbaik di kawasan.Terlepas dari hasil akhir, laga kontra Jepang menjadi barometer penting bagi perjalanan panjang sepak bola Indonesia menuju status sebagai kekuatan baru Asia. Ini bukan semata soal menang atau kalah, tetapi tentang tampil terhormat dan kompetitif melawan tim terbaik di kawasan.
Garuda mungkin belum terbang setinggi Samurai Biru, tetapi langkah-langkah menuju langit yang sama kini makin nyata.
Penulis: Ashrofi Muntari