Top
Begin typing your search above and press return to search.

Menag: Penurunan angka kematian jadi indikator penting penyelenggaraan haji

Menteri Agama Nasaruddin Umar menyebut, penurunan angka kematian jemaah haji Indonesia pada musim haji 1446 H/2025 M menjadi salah satu indikator penting dalam menilai keberhasilan penyelenggaraan ibadah haji tahun ini.

Menag: Penurunan angka kematian jadi indikator penting penyelenggaraan haji
X
Menteri Agama Nasaruddin Umar memberikan keterangan kepada wartawan di Bandara Madinah Minggu 15/6/2025 (Foto : Radio Elshinta Rama Pamungkas)

Elshinta.com - Menteri Agama Nasaruddin Umar menyebut, penurunan angka kematian jemaah haji Indonesia pada musim haji 1446 H/2025 M menjadi salah satu indikator penting dalam menilai keberhasilan penyelenggaraan ibadah haji tahun ini.

Hal tersebut disampaikan Menag kepada wartawan di Bandara Madinah, saat memantau proses pemulangan jemaah gelombang pertama, Minggu (15/6/2025).

"Alhamdulillah perkembangan per hari ini, jumlah yang wafat jemaah kita itu lebih kurang daripada hari yang sama pada tahun yang lalu. Data per hari ini 279 orang, sedangkan hari yang sama pada tahun yang lalu itu 298 ya. Berarti ini kita alhamdulillah terjadi pengurangan jumlah kematian. Itu juga salah satu indikator yang sangat penting," ujar Nasaruddin.

Selain itu, Nasaruddin juga menyampaikan bahwa seluruh jamaah telah melaksanakan rangkaian ibadah haji, termasuk mereka yang mengalami kendala fisik. Bagi jemaah yang dirawat di rumah sakit, atau ada kendala secara fisik proses ibadah digantikan melalui mekanisme badal haji sesuai dengan ketentuan syariat.

"Seluruh rangkaian pelaksanaan ibadah haji dilaksanakan sepenuhnya oleh para jemaah kita. Kecuali ada yang memang tidak bisa bergerak, itu dibadalkan di Kota Suci Mekkah. Mereka itu yang terbaring di rumah sakit. Tapi yang lainnya disafariwukufkan," jelasnya.

Safari wukuf sendiri dilakukan bagi jemaah yang secara fisik tidak memungkinkan hadir langsung di Arafah, namun tetap memenuhi persyaratan haji melalui pendampingan dan mekanisme yang telah disiapkan pemerintah.

Lebih lanjut, Menag juga menjelaskan bahwa proses pemulangan jemaah sejauh ini berlangsung lancar. Hingga hari itu, hanya terdapat satu kali keterlambatan penerbangan yang terjadi kurang dari enam jam.

"Kita juga bersyukur karena per hari ini pemulangan itu baru satu kali mengalami keterlambatan, kurang dari enam jam. Tapi itu kita kompensasikan dengan pemberian makanan," katanya.

Meski pada awal kedatangan sempat terjadi keterlambatan penempatan hotel akibat penerapan sistem baru, Nasaruddin menegaskan bahwa seluruh persoalan tersebut dapat diatasi tanpa ada jemaah yang telantar.

"Memang di awal-awal ada krusial karena kita pakai sistem baru. Ada keterlambatan penempatan di hotel, tetapi itu teratasi semuanya, tidak ada yang sampai terbengkalai, terlantar. Silakan ditanyakan ke jemaahnya juga," ucapnya.

Ia juga mengingatkan media untuk memberitakan secara objektif dan tidak mendramatisasi kekurangan teknis yang terjadi di lapangan.

"Pokoknya mohon pemberitaan yang objektif ya. Kami tidak melarang teman-teman media untuk memberitakan apa yang jelek. Mari kita objektif. Tetapi kita juga jangan mendramatisir seolah-olah Mekkah ini kiamat nih, jemaah haji Indonesia kiamat. Normal semuanya ya," tandas Nasaruddin.

Ia juga menyoroti pentingnya pengawasan terhadap praktik pungutan liar, terutama dalam proses badal haji dan umrah wajib yang dilakukan atas dasar kondisi darurat kesehatan.

"Untuk safari wukuf, itu semua tidak ada satu sen pun pungutan dari pemerintah, dari petugas. Karena itu kami wanti-wanti tidak boleh ada pungutan-pungutan liar," ujarnya.

Penulis : Rama Pamungkas

Sumber : Radio Elshinta

Related Stories
Next Story
All Rights Reserved. Copyright @2019
Powered By Hocalwire