Kemensos dirikan dapur umum 8 titik korban erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki
Kementerian Sosial (Kemensos) memberikan bantuan kepada warga yang mengungsi akibat erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT). Salah satu langkahnya, mendirikan dapur umum di delapan titik yang tersebar di wilayah terdampak.

Elshinta.com - Kementerian Sosial (Kemensos) memberikan bantuan kepada warga yang mengungsi akibat erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT). Salah satu langkahnya, mendirikan dapur umum di delapan titik yang tersebar di wilayah terdampak.
“Kami juga telah mendirikan dapur umum. Beberapa di antaranya di Desa Konga, Desa Bokang, Desa Lowolaga, Desa Ilegerong, Desa Kanada, Desa Kabusama, Desa Ibutobi, dan juga di Kabupaten Sikka,” ujar Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul) dalam konferensi pers di Kantor Kemensos, Jakarta Pusat, Kamis (19/6/2025).
Data terbaru, kata Gus Ipul, sebanyak 1.140 kepala keluarga atau 4.954 jiwa terdampak oleh erupsi. Meski demikian, tidak ada laporan korban jiwa maupun luka hingga saat ini.
“Jumlah pengungsi yang berada di Pos Lapangan Kecamatan Titihena sebanyak 713 KK atau 2.359 jiwa,” ungkap Gus Ipul.
Sementara itu, ribuan pengungsi lainnya tersebar di berbagai pos mandiri, termasuk di Kecamatan Wulanggitang, Ilebura, Demon Pagong, Larantuka, Ile Mandiri, Lelewoma, Tanjung Bunga, serta Pulau Adonara dan Pulau Solor.
Kemensos juga telah menyalurkan bantuan logistik dari gudang-gudang penyimpanan, dengan total nilai mencapai Rp5,3 miliar.
“Kita akan penuhi terus. Kalau kurang, kita tambah. Untuk saat ini, kebutuhan mendesak sudah bisa diatasi, dan kita terus pantau perkembangannya,” jelas Gus Ipul.
Kementerian juga memberi perhatian khusus kepada kelompok rentan seperti anak-anak, ibu hamil, dan lansia. Gus Ipul menegaskan bahwa penyaluran bantuan dilakukan dengan pendekatan berbasis kebutuhan dan dilakukan secara terkoordinasi.
“Sejauh ini tidak ada laporan kendala. Penyaluran berjalan baik karena dilakukan melalui mekanisme asistensi didasarkan pada hasil koordinasi dan evaluasi kebutuhan di lapangan, bukan sekadar pengiriman,” tegasnya.
Setiap distribusi bantuan, lanjutnya, terlebih dahulu melalui proses kesepakatan dengan pihak terkait agar benar-benar sesuai dengan kondisi di lapangan.
Sebagai informasi, Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki terjadi pada Selasa (17/6/2025) pukul 17.35 WITA dan terekam dengan amplitudo maksimum 47,3 mm selama hampir tujuh menit. Kolom abu tercatat mencapai ketinggian 10.000 meter dari puncak kawah, dengan material abu, pasir, dan kerikil yang tersebar hingga ke luar Kawasan Rawan Bencana (KRB), termasuk ke pemukiman di Desa Boru, Desa Hewa, dan Desa Watobuku.
Penulis : Rizki Rian Saputra