Legislator dukung keberagaman pendidikan DIY yang menerapkan sejumlah jalur masuk
Dunia pendidikan di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menggunakan beberapa jalur masuk sekolah. Sejumlah jalur dalam penerimaan siswa baru di DIY diantaranya yang digunakan seperti jarak, status sosial, dinilai sebagai langkah inovatif yang menunjukan keberagaman.

Elshinta.com - Dunia pendidikan di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menggunakan beberapa jalur masuk sekolah. Sejumlah jalur dalam penerimaan siswa baru di DIY diantaranya yang digunakan seperti jarak, status sosial, dinilai sebagai langkah inovatif yang menunjukan keberagaman.
Ketua Komisi D DPRD DIY RB Dwi Wahyu B, mengatakan bahwa konsep inovatif yang dilakukan oleh DIY dengan menggunakan beberapa jalur, yaitu : Jalur Afirmasi (quota 30%) ; segmentasi tidak mampu, Jalur Domisili wilayah (quota 30%); berbasis tempat tinggal calon murid, Jalur Domisili Radius (quota 5%) ; diukur dari jarak kordinat sekolah ke rumah, Jalur Prestasi (quota 30% ; berbasis pada prestasi akademik lapor dan non-akademik, dan Jalur Mutasi (quota 5%) ; siswa yang pindah domisili, merupakan terobosan dalam upaya mendorong sinergi agar pelibatan peserta didik tidak bersifat seragam di sekolah adalah konsep yang menarik.
"Dengan model ini, keberagaman peserta didik dilihat dari beberapa kategori ; jarak, status sosial, prestasi, hingga pelibatan pendatang adalah cara yang relevan dengan filosofi DIY yang menjunjung nilai keterbukaan, tetapi sekaligus juga memiliki akar fundamental yang kuat,"ujarnya, Jumat (20/06), seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, Izan Raharjo.
Skema tersebut dinilai menjunjung nilai keadilan bagi publik. Dampak yang diharapkan adalah keterbukaan informasi. Jangan sampai kejadian di tahun-tahun lalu ; memanipulas KK demi sekolah anak, tidak perlu dimunculkan kembali. Bahwa perlu ada koreksi dalam implementasinya kedepan, memang perlu dilakukan sebagai respon dari evaluasi yang berkala.