Kerjasama dengan ponpes, 100 SPPG akan segera terbangun
Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaa Masyarakat Muhaimin Iskandar memastikan sebanyak 100 SPPG (Satuan pelayanan pemenuhan Gizi) akan segera terbangun.

Elshinta.com - Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaa Masyarakat Muhaimin Iskandar memastikan sebanyak 100 SPPG (Satuan pelayanan pemenuhan Gizi) akan segera terbangun. Untuk mewujudkannya, ia bekerjasama dengan pondok pesantren yang dinilai memiliki kelebihan, yakni jumlah siswa yang besar dan lokasinya terkumpul.
"Sehingga efisien dalam memberikan asupan makan bergizi gratis kepada para santri,' kata Muhaimin alias cak Imin di sela-sela kegiatan halaqah Kiai dan Alim Ulama Nusantara, yang berlangsung di Ponpes API ASRI Tegalrejo, Kabupaten Magelang Jateng, Senin (23/6/2025).
Cak Imin mengungkapkan bahwa target SPPG yang akan dibangun sebanyak 1.000 unit. Selain ponpes, kerjasama pendirian SPPG juga akan melibatkan berbagai kementrian dan juga koperasi.
"Kelebihan kerjasama dengan pondok pesantren, adalah komunitas masyarakat yang ada di sekitar pesantren, sudah lama menjadi bagian dari network pemberdayaan, sehingga bisa meningkatkan kualitas sinergi," ucapnya.
Kolaborasi dengan pesantren diperlukan, karena lembaga ini punya pengalaman yang sangat panjang dalam menanggulagi kemiskinan. Dengan kerjasama ini, pihaknya ingin melakukan percepatan penanggulangan kemiskinan dan pemberdayaan masyarakat.
"Jadi kami ingin mengajak semua pihak baik pemerintah,lembaga sosial dan juga pendidikan, menjadi bagian integral dari percepatan penanggulangan kemiskinan," imbuhnya seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, Kurniawati, Selasa (24/6).
Di sisi lain ia mengatakan, kegiatan halaqah bersama para kiai dan alim ulama ini, untuk memulai mensistematisir kinerja penanggulangan kemiskinan.
Sementara itu, Ketua Badan Gizi Nasional, Dadan Hindayana mengatakan, program makan gizi gratis ini untuk mengintervensi 60 persen populasi di Indonesia, yang tidak mendapatkan akses terhadap menu dengan gizi seimbang dan tidak mampu beli susu. karena itu, sangat penting program ini harus dijalankan.
Anak-anak yang saat ini masih dalam kandungan, PAUD hingga SMA, pada 20 tahun yang akan datang akan menjadi tenaga kerja produktif, menggantikan generasi saat ini. Bila saat ini tidak diberi makanan gizi seimbang, maka dikhawatirkan akan menjadi tenaga kerja produktif yang kurang berkualitas dan sulit bersaing dengan negara lain.
Pengasuh Ponpes API Asri Tegalrejo KH Muhammad Yusuf Chudlori (Gus Yusuf)menyambut baik atas Kerjasama pembangunan SPPG. "Tadi sudah peletakan batu pertama untuk pembangunan 100 SPPG di Jateng. Simbolisnya dilaksanakan disini," kata Gus Yusuf.
Pembangunan SPPG ini juga menggandeng PIP atau Pusat Investasi Pemerintah."Nanti permodalannya lewat skema koperasi. Dengan BGN kita sudah tandatangani MoU. Jadi pesantren tidak mengeluarkan satu rupiahpun. Kita hanya menyediakan lahan," ungkapnya.
Dengan keberadaan SPPG nantinya, maka akan ada pemberdayaan masyarakat, sesuai dengan fungsi ponpes, bukan sebagai pusat pendidikan agama saja.
Melalui SPPG ini, maka ponpes juga sebagai pusat kemandirian ekonomi dan sosial. Santri bukan hanya mengaji, tapi juga disiapkan untuk menjadi generasi yang mandiri dan produktif.
Program 1.000 SPPG ini diharapkan tidak hanya memberikan pemenuhan gizi secara langsung kepada para santri, tetapi juga membuka lapangan kerja baru, meningkatkan produktivitas lokal, dan menjadi model kolaborasi lintas sektor yang bisa direplikasi di seluruh pelosok Tanah Air.