Top
Begin typing your search above and press return to search.

2 Juli 1980: BJ Habibie pimpin Dewan Riset Nasional, dorong lahirnya industri strategis

Elshinta.com - Pemerintah Indonesia secara resmi menunjuk Prof. Dr. Ing. B.J. Habibie sebagai Ketua Dewan Riset Nasional (DRN), sebuah lembaga strategis yang bertugas merumuskan kebijakan dan arah pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) nasional. Penunjukan ini menjadi tonggak penting dalam sejarah pembangunan teknologi di Indonesia, terutama dalam mendorong lahirnya industri strategis berbasis riset dalam negeri.

2 Juli 1980: BJ Habibie pimpin Dewan Riset Nasional, dorong lahirnya industri strategis
X
Arsip - Presiden ketiga RI BJ Habibie usai melakukan pertemuan tertutup di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (24/5/2019). ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari

Elshinta.com - Pemerintah Indonesia secara resmi menunjuk Prof. Dr. Ing. B.J. Habibie sebagai Ketua Dewan Riset Nasional (DRN), sebuah lembaga strategis yang bertugas merumuskan kebijakan dan arah pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) nasional. Penunjukan ini menjadi tonggak penting dalam sejarah pembangunan teknologi di Indonesia, terutama dalam mendorong lahirnya industri strategis berbasis riset dalam negeri.

B.J. Habibie yang saat itu dikenal sebagai ilmuwan diaspora Indonesia paling berpengaruh di bidang teknik penerbangan dan rekayasa industri, dipercaya oleh Presiden Soeharto untuk memimpin arah kebijakan riset nasional. Pengangkatan ini sekaligus mempertegas peran sentral Habibie dalam agenda pembangunan jangka panjang Orde Baru, khususnya dalam hal transformasi teknologi dan kemandirian industri.

Sebagai Ketua DRN, Habibie langsung mendorong sinergi antara riset akademik, industri, dan negara. Ia mengusulkan pembentukan pusat-pusat riset unggulan dan mempercepat program transfer teknologi, yang kemudian berbuah pada lahirnya sejumlah proyek strategis seperti IPTN (Industri Pesawat Terbang Nusantara), PINDAD, dan BATAN. Banyak pengamat menilai, masa kepemimpinan Habibie di DRN menjadi fondasi penting bagi penguatan sistem riset nasional di era 1980-an dan 1990-an.

Penunjukan ini juga menjadi salah satu langkah awal sebelum karier politik dan kenegaraan Habibie terus menanjak. Ia kemudian diangkat menjadi Menteri Riset dan Teknologi, lalu Wakil Presiden, dan akhirnya Presiden Republik Indonesia pada tahun 1998.

Dengan latar belakang pendidikan tinggi dan pengalaman internasional di Jerman, Habibie membawa semangat modernisasi dan efisiensi ke dalam birokrasi riset Indonesia. Visi “teknologi sebagai tulang punggung pembangunan bangsa” yang ia bawa terus diwariskan sebagai bagian penting dalam narasi iptek nasional hingga kini.

Penunjukan B.J. Habibie sebagai Ketua DRN pada 2 Juli 1980 bukan sekadar penempatan posisi struktural, tetapi menjadi simbol dari kebangkitan riset dan teknologi Indonesia yang diarahkan untuk berdiri di atas kaki sendiri di tengah kompetisi global.

Sumber : 18

Related Stories
Next Story
All Rights Reserved. Copyright @2019
Powered By Hocalwire