Top
Begin typing your search above and press return to search.

Pemerintah Indonesia dan India perkuat kolaborasi dalam fortifikasi beras melalui lokakarya virtual

Pemerintah Indonesia menggelar lokakarya virtual bertajuk "Strengthening and Ensuring Quality of the Rice Fortification Program in Indonesia", dengan menghadirkan Food Safety and Standards Authority of India (FSSAI) untuk berbagi pengalaman tentang program beras fortifikasi di India, yang sudah diterapkan khususnya untuk program bantuan sosial.

Pemerintah Indonesia dan India perkuat kolaborasi dalam fortifikasi beras melalui lokakarya virtual
X
Sumber foto: Radio Elshinta/ ADP

Elshinta.com - Pemerintah Indonesia menggelar lokakarya virtual bertajuk “Strengthening and Ensuring Quality of the Rice Fortification Program in Indonesia”, dengan menghadirkan Food Safety and Standards Authority of India (FSSAI) untuk berbagi pengalaman tentang program beras fortifikasi di India, yang sudah diterapkan khususnya untuk program bantuan sosial.

Adapun kegiatan ini diinisiasi oleh Badan Pangan Nasional (BAPANAS) yang turut di dukung oleh Global Health Strategies (GHS). Kegiatan ini sebagai bagian dari upaya memperkuat pelaksanaan program fortifikasi beras sebagai salah satu upaya untuk mengatasi kekurangan gizi mikro di Indonesia.

Lokakarya ini bertujuan untuk bertukar wawasan dan pengalaman teknis mengenai standar mutu, sistem pengendalian kualitas (QA/QC), dan inovasi digital yang diterapkan India. Pembelajaran ini akan digunakan sebagai referensi dalam implementasi program fortifikasi beras di Indonesia.

Kegiatan ini juga merupakan bagian dari Learning Exchange Platform on Large-Scale Food Fortification, sebuah wadah kolaborasi Selatan-Selatan antarnegara yang diluncurkan oleh Kementerian PPN/Bappenas pada Oktober 2024. Platform ini menghimpun tujuh negara—Indonesia, Bangladesh, Ethiopia, India, Nigeria, Pakistan, dan Sri Lanka—untuk memperkuat kebijakan, sistem regulasi, dan pertukaran pembelajaran dalam program fortifikasi pangan berskala besar.

Fortifikasi pangan adalah proses penambahan zat gizi ke dalam pangan, misalnya beras dengan tujuan meningkatkan kandungan gizinya agar dapat memperbaiki status gizi masyarakat. Di Indonesia, fortifikasi telah menjadi salah satu strategi utama yang masuk dalam prioritas nasional Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025–2029.

Sebagai bagian dari tugas dan fungsinya, Bapanas telah menyusun standar nasional untuk kernel beras fortifikan dan beras fortifikasi yang akan menjadi acuan kualitas dan keamanan produk beras yang difortifikasi. Sesuai arahan RPJMN, beras fortifikasi akan digunakan dalam program bantuan pangan pemerintah.

Direktur Perumusan Standar Keamanan dan Mutu Pangan, Yusra Egayanti, menjelaskan bahwa Badan Pangan Nasional mendukung integrasi beras fortifikasi ke dalam program bantuan pangan pemerintah sebagai wujud upaya mengatasi permasalahan gizi di Indonesia, yang tentunya harus diikuti dengan peningkatan kapasitas produsen beras fortifikasi, laboratorium pengujian, serta sistem monitoring keamanan dan mutu beras fortifikasi.

Salah satu langkahnya adalah mempelajari pengalaman negara lain, seperti India, yang telah berhasil menjalankan program fortifikasi beras dan menjangkau lebih dari 400 juta orang.

“Kami sangat mengapresiasi kesediaan FSSAI untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman mereka di bidang fortifikasi beras. Ini merupakan kontribusi penting dalam mendukung peningkatan kapasitas kami untuk mengimplementasikan fortifikasi beras di Indonesia secara optimal” ujar Yusra Egayanti.

Direktur Eksekutif FSSAI, Dr. Satyen Kumar Panda, menyampaikan kebanggaannya bisa berbagi pengalaman dan pengetahuan untuk mendukung upaya Indonesia dalam memperkuat program fortifikasi beras. “FSSAI telah mendapatkan banyak pengalaman dari pelaksanaan fortifikasi beras dalam beberapa tahun terakhir. Saya percaya, kami juga dapat belajar banyak dari sistem yang diterapkan di Indonesia. Kami berterima kasih atas kesempatan yang diberikan untuk berbagi praktik baik yang kami miliki untuk memberikan dampak yang positif” ujar Dr. Satyen Kumar Panda.

Yusra Egayanti, juga menyampaikan rencana BAPANAS dalam mengimplementasikan program fortifikasi Beras di Indonesia. “Selain menetapkan standar kualitas, Bapanas juga akan melakukan beberapa aktivitas untuk memastikan kualitas beras fortifikasi seperti pemantauan sebelum dan sesudah produk beredar di pasar, termasuk audit fasilitas produksi dan pengujian sampel. Kami juga akan mendukung integrasi fortifikasi beras ke dalam program bantuan pangan pemerintah”.

Acara ini diikuti oleh perwakilan dari BAPANAS, Kementerian PPN/Bappenas, BRIN, IPB, Yayasan KFI, Kementerian Sosial, BULOG, serta BUMD pangan seperti Food Station Tjipinang Jaya dan PT Jatim Grha Utama.

Dalam sesi penutup, BAPANAS menegaskan bahwa hasil lokakarya ini ini diharapkan dapat menjadi platform untuk bertukar pengetahuan, pengalaman, serta teknologi terbaru dalam fortifikasi beras, yang nantinya dapat diterapkan secara efektif. Selain itu, kolaborasi ini juga memperkuat kerjasama antara Indonesia dan India, membuka peluang sinergi yang lebih luas di masa depan. (ADP)

Sumber : Radio Elshinta

Related Stories
Next Story
All Rights Reserved. Copyright @2019
Powered By Hocalwire