Peredaran sabu di lapas, Polda Riau tangkap residivis dan tiga napi
Direktorat Reserse Narkoba Polda Riau mengungkap jaringan peredaran narkoba yang dikendalikan dari dalam Lapas Kelas IIA Pekanbaru. Polisi membekuk seorang residivis serta tiga narapidana kasus narkoba.

Elshinta.com - Direktorat Reserse Narkoba Polda Riau mengungkap jaringan peredaran narkoba yang dikendalikan dari dalam Lapas Kelas IIA Pekanbaru. Polisi membekuk seorang residivis serta tiga narapidana kasus narkoba.
"Dalam pengembangan kasus narkoba jenis sabu dengan berat kotor 215 gram, petugas berhasil membekuk seorang residivis serta tiga narapidana yg sedang menjalankan masa hukuman dengan kasus narkoba diduga kuat sebagai dalang peredaran barang haram tersebut," ujar Direktur Narkoba Polda Riau Kombes Pol Putu Yudha Prawira, dalam keterangan tertulis, Sabtu (05/07/2025).
Putu mengatakan, pengungkapan ini tak lepas dari peran aktif pihak Lapas Pekanbaru, khususnya Kepala Kesatuan Pengamanan Lembaga Pemasyarakatan (Ka. KPLP) Kelas IIA Pekanbaru Febri Sadam, yang memberikan dukungan penuh terhadap jalannya penyelidikan.
Ia menjelaskan, pengungkapan kasus ini dilakukan oleh Tim Opsnal Subdit I Ditresnarkoba Polda Riau pada Rabu (2/7/2025) malam sekitar pukul 20.00 WIB, di seputaran Jl. Paus Marpoyan Damai Pekanbaru. dan berlanjut pada Kamis (3/7/2025) siang pukul 13.00 WIB.
Putu menjelaskan, awalnya, tim mendapat informasi dari masyarakat mengenai seseorang yang membawa narkotika jenis sabu dengan ciri-ciri dan kendaraan tertentu.
Tim yang dipimpin Kasubdit I, AKBP Boby Putra Ramadhan Sebayang bersama Kanit Buser, AKP Noki Loviko kemudian melakukan penyelidikan dan mengamankan seorang terduga pelaku berinisial BN, residivis asal Kampar yang saat itu tengah mengendarai sepeda motor Beat Street warna hitam.
Setelah dilakukan penggeledahan, ditemukan satu bungkus plastik hitam berisi diduga sabu seberat 215 gram yang disembunyikan di laci sepeda motornya. Bersama barang bukti, pelaku langsung digelandang ke Mapolda Riau.
Dari hasil interogasi, BN mengaku hanya disuruh oleh seseorang bernama AL alias Adul untuk mengambil paket tersebut. Penelusuran lanjutan ternyata AL alias Adul adalah warga binaan Lapas Kelas II A Pekanbaru.
Putu melanjutkan, dari pengakuan AL, terungkap bahwa ia menerima perintah dari sesama napi bernama RD. Sementara RD memanfaatkan BN sebagai kurir karena memiliki tunggakan utang kepada napi lain bernama HA, yang ternyata adalah pemilik asli sabu tersebut.
RD sebelumnya memesan 500 gram sabu dari HA. Sebagian sudah terjual, namun karena tidak sanggup melunasi sisa pembayaran, RD berupaya mengembalikan sebagian barang tersebut, namun berhasil di gagalkan petugas.
Dari dua lokasi tersebut, petugas berhasil mengamankan barang bukti di antaranya 1 bungkus plastik berisi diduga sabu seberat 215 gram dan beberapa unit Handphone berbagai merek.
Keempat pelaku, yakni BN (residivis), serta AL, RD, dan HA (ketiganya napi Lapas II A Pekanbaru), kini berada di Mapolda Riau untuk proses penyidikan lebih lanjut.
Putu Yudha Prawira menyebut bahwa pengungkapan kasus ini di bantu oleh Kepala KPLP Kelas IIA Pekanbaru, Febri Sadam beserta jajarannya dalam membuktikan serta membasmi peredaran narkoba yg masih marak di Kota Pekanbaru
“Ini menjadi peringatan keras bagi kita bahwa sinergitas dan saling mendukung Polda Riau dan Lapas dalam pemberantarsan peredaran narkoba berbuah manis, dari hulu hingga hilir, tak ada tempat bagi gembong narkoba semua akan kami kejar,” tegas Kombes Putu.
Polda Riau terus mendalami kemungkinan keterlibatan pihak lain dalam jaringan ini, termasuk jalur masuk dan distribusi barang haram tersebut.
Penulis : Rama Pamungkas