Top
Begin typing your search above and press return to search.

Denny JA tegaskan: Tanpa temuan baru, Indonesia sulit Mandiri Energi

Komisaris Utama Pertamina Hulu Energi (PHE) Denny JA menegaskan pentingnya penemuan sumber minyak baru untuk mewujudkan kemandirian energi nasional. Menurutnya, tanpa langkah konkret itu, Indonesia akan terus bergantung pada impor minyak mentah.

Denny JA tegaskan: Tanpa temuan baru, Indonesia sulit Mandiri Energi
X
Sumber foto: Radio Elshinta/ Rizky Rian Saputra

Elshinta.com - Komisaris Utama Pertamina Hulu Energi (PHE) Denny JA menegaskan pentingnya penemuan sumber minyak baru untuk mewujudkan kemandirian energi nasional. Menurutnya, tanpa langkah konkret itu, Indonesia akan terus bergantung pada impor minyak mentah.

“Jika tak ada penemuan lahan minyak baru, tak akan ada kemandirian energi. No Discovery, No Sovereignty,” ujar Denny JA dalam acara perkenalan pengurus baru PHE di Jakarta, Kamis (10/7).

Denny mengingatkan, ketergantungan impor yang mencapai lebih dari 40 persen ini berisiko besar jika terjadi gejolak global. “Harus ada penemuan lahan minyak baru, untuk mengurangi impor itu,” tegasnya.

Acara tersebut dihadiri Direktur Utama PHE Awang Lazuardi, jajaran direksi, komisaris, serta para pekerja PHE. Momen ini menjadi ajang untuk menyatukan semangat dan visi baru dalam mengelola energi nasional.

Denny JA juga mengingatkan bahwa kemandirian energi bukan sekadar slogan, melainkan kebutuhan mendesak bagi daya hidup bangsa.

“Kemandirian—itulah kata kunci. Mandiri ekonomi. Mandiri pangan. Dan yang paling relevan bagi kita di sini: mandiri energi,” katanya.

Ia menyebutkan, gagasan ini selaras dengan arahan Presiden Prabowo Subianto yang menekankan pentingnya ketahanan dan kemandirian nasional di tengah dinamika geopolitik dan fluktuasi harga energi dunia.

Denny JA mengungkapkan keprihatinannya terhadap tren penurunan produksi minyak Indonesia. Pada 1970-an, Indonesia sempat memproduksi 1,2 juta barel per hari. Kini angka itu turun separuhnya.

Sebagai perbandingan, Amerika Serikat memproduksi 12 juta barel per hari, Arab Saudi 10 juta barel, dan Iran sekitar 2,5 juta barel per hari. Indonesia hanya mampu memproduksi 5 hingga 20 persen dari kapasitas negara-negara tersebut.

Ia mengidentifikasi tiga kunci penting untuk keluar dari stagnasi: eksplorasi dan teknologi, tata kelola yang sehat, serta stabilitas kebijakan jangka panjang.

“Tanpa tata kelola yang sehat, produksi akan kalah oleh mafia impor,” tegasnya.

Denny JA mendorong percepatan eksplorasi migas baru, pemberian insentif bagi investor, dan penguatan riset teknologi eksplorasi domestik. Diversifikasi energi juga menjadi keharusan, terutama mendorong transisi ke energi terbarukan seperti panas bumi, surya, dan bioenergi.

Ia menekankan pentingnya roadmap energi nasional yang jelas dan konsisten lintas pemerintahan, serta ekosistem tata kelola yang transparan.

Menutup sambutannya, Denny JA mengajak seluruh jajaran komisaris dan direksi untuk bekerja kolektif dengan semangat humoris:

“Dalam dunia Marvel, kita mengenal Fantastic Four. Itu empat tokoh yang menjaga keadilan. Di sini, kami punya delapan komisaris. Bolehlah kita menyebut diri sebagai Fantastic Eight.”

Ia menambahkan, “Semoga, saat masa jabatan ini usai, kita tinggalkan Pertamina Hulu Energi dalam posisi yang lebih kuat: produksi meningkat, kebijakan lebih kokoh, dan kita semua bisa meninggalkan jabatan ini dengan kepala lebih tegak.” (Rizky Rian Saputra)

Sumber : Radio Elshinta

Related Stories
Next Story
All Rights Reserved. Copyright @2019
Powered By Hocalwire