Pemain DUA sebut 'team play' jadi kunci hadapi final FFNS 2025 Fall

Elshinta.com - Pemain Dewa United Apollo (DUA) Adriann mengatakan bahwa memperkuat team play atau permainan tim menjadi kunci untuk menghadapi Grand Finals Free Fire Nusantara Series (FFNS) 2025 Fall, yang berlangsung di Makassar, Minggu sore.

Menurut dia, kurang solidnya permainan tim musim lalu menjadi salah satu evaluasi penting, guna mempersiapkan diri di grand finals musim ini.

"Kami seharusnya sudah belajar dari kegagalan musim lalu, makanya untuk musim ini kami sudah lebih baik lagi karena strategi dan permainan tim sudah matang," kata Adriann dalam laman klub yang dikutip di Jakarta.

Ia menyadari, timnya harus berfokus pada permainan tim agar lebih kompak dalam menghadapi berbagai tantangan, guna melakoni laga yang ketat melawan tim-tim kuat.

Selain itu, dia menekankan tentang pentingnya untuk saling respek kepada semua lawan yang akan bertanding serta sesama rekan satu tim.

Sebab, menghargai kekuatan lawan bisa mencegah terlalu percaya diri (overconfidence), sedangkan menghormati rekan setim akan menciptakan chemistry yang lebih kuat selama pertandingan.

"Yang paling penting respek ke rekan satu tim agar chemistry terjaga pas main di finals, terus juga wajib respek ke musuh juga dan menganggap semua lawan sama kuatnya," ujar pemain yang sebelumnya berhasil menjuarai FFWS SEA 2025 Spring itu.

Pemain berposisi rusher itu berharap, seluruh pemain bisa tampil fokus dan konsisten di setiap ronde.

Dia optimistis Dewa United Apollo mampu mengatasi tekanan dan memberikan performa terbaik demi merebut gelar juara FFNS 2025 Fall dan mengamankan tiket ke FFWS SEA 2025 Fall atau turnamen serupa untuk tingkat Asia Tenggara.

Grand Finals FFNS 2025 Fall dilaksanakan di Ballroom Golden Lily B & C Four Points by Sheraton Makassar, Minggu.

Grand finals tahun ini berbeda dari musim sebelumnya, karena kemungkinan hadir dengan format baru.

Garena selaku penyelenggara turnamen belum mengumumkan secara resmi. Namun, perubahan itu terlihat dari pengurangan jumlah matchday yang kini hanya berlangsung satu hari.

Sebelumnya, grand finals terdiri atas dua hari pertandingan, yakni point rush dan main finals.

Selain perubahan format, komposisi peserta juga mengalami pergeseran.

Total ada 12 tim yang akan memperebutkan satu tempat di kancah Asia Tenggara nanti.