Top
Begin typing your search above and press return to search.

Perajin sapu lidi di Lebak penuhi permintaan pasar

Perajin sapu lidi di Kabupaten Lebak, Banten mampu memenuhi permintaan pasar sehingga dapat mendorong peningkatan pendapatan ekonomi masyarakat di daerah itu.

Widodo
Perajin sapu lidi di Lebak penuhi permintaan pasar
X
Perajin sapu lidi di Desa Rangkasbitung Timur Kabupaten Lebak mempersiapkan untuk memenuhi permintaan pasar . ANTARA/Mansur

Elshinta.com - Perajin sapu lidi di Kabupaten Lebak, Banten mampu memenuhi permintaan pasar sehingga dapat mendorong peningkatan pendapatan ekonomi masyarakat di daerah itu.

"Kita bisa memasok permintaan produksi sapu lidi ke pasar itu sebanyak 6.000 ikat per pekan," kata Toto (55) seorang perajin warga Desa Rangkasbitung Timur Kabupaten Lebak, Minggu.

Para perajin sapu lidi itu mendapatkan bahan baku dari limbah pelapah kelapa sawit yang berusia tua dan telah dipotong oleh petugas perkebunan.

Kemudian, produksi dilakukan perajin, yang sebagian besar merupakan kaum ibu-ibu, di bale-bale rumah.

“Kami selain produksi sapu lidi juga menampung dari 200 perajin lainnya di tiga desa di Rangkasbitung dengan harga Rp2.000 per ikat," katanya.

Menurut dia, perajin sapu lidi itu hampir di semua rumah-rumah warga yang lokasinya berdekatan dengan perkebunan kelapa sawit tersebut.

Produksi sapu lidi itu banyak pengepul atau tengkulak untuk memenuhi permintaan pasar ke luar daerah, seperti Serang, Cilegon, Tangerang, Bogor dan Jakarta.

Selama ini, kata dia, kehidupan ekonomi perajin sapu lidi relatif baik dibandingkan buruh tani.

Sekarang pendapatan produksi sapu lidi rata-rata Rp2 juta per bulan atau 1.000 ikat sapu dengan harga Rp2.000 per ikat.

Sedangkan, pendapatan buruh tani paling bantar Rp800 ribu per bulan," katanya.

Saepul (45) seorang perajin warga Rangkasbitung mengatakan, dirinya mampu memproduksi sapu lidi hingga 1.000 ikat per bulan dan dijual ke penampung Rp2.000 per ikat, sehingga menghasilkan pendapatan uang Rp2 juta.

"Pendapatan sebesar itu cukup sejahtera dan bisa melanjutkan pendidikan dua anaknya ke SMA ," katanya.

Oman (58), warga Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, mengaku mampu menampung sapu lidi dari perajin untuk membantu perekonomian masyarakat yang kebanyakan tinggal di pemukiman berdekatan dengan PTPN VIII Cisalak Baru Rangkasbitung, Maja, dan Cimarga.

Produksi sapu lidi dipasok ke sejumlah pasar di DKI Jakarta 6.000 ikat per pekan dengan harga jual Rp2.500 per ikat.

Para pembeli itu merupakan langganan tetap di kios-kios eceran dan selama lebih dari 25 tahun telah menerima produksi sapu lidi dari Rangkasbitung, Kabupaten Lebak.

"Kami jika memasok sapu lidi sebanyak 6.000 ikat dengan harga Rp2.500 per ikat bisa menghasilkan pendapatan Rp15 juta per pekan," katanya.

Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Lebak Orok Sukmana mengatakan, pemerintah daerah mendorong masyarakat yang berada di pemukiman berbatasan dengan perkebunan kelapa sawit agar mampu memproduksi aneka kerajinan yang bisa mendatangkan ekonomi.

"Kami mengapresiasi kerajinan limbah pelapah kelapa sawit yang dibina sejak 10 tahun lalu hingga kini tumbuh dan berkembang, sehingga bisa mengentaskan kemiskinan," katanya.

Sumber : Antara

Related Stories
Next Story
All Rights Reserved. Copyright @2019
Powered By Hocalwire