Cek Kesehatan Gratis di Sekolah Rakyat menyasar ribuan siswa
Program Cek kesehatan Gratis (CKG) bagi siswa Sekolah Rakyat resmi digelar serentak di 63 titik, Senin (14/7/2025). Salah satu pelaksanaannya berlangsung di Sekolah Rakyat Menengah Pertama 10 Kabupaten Bogor yang berada di lingkungan Sentra Terpadu Inten Soeweno (STIS), Cibinong, Jawa Barat.
.jpeg)
Elshinta.com - Program Cek kesehatan Gratis (CKG) bagi siswa Sekolah Rakyat resmi digelar serentak di 63 titik, Senin (14/7/2025). Salah satu pelaksanaannya berlangsung di Sekolah Rakyat Menengah Pertama 10 Kabupaten Bogor yang berada di lingkungan Sentra Terpadu Inten Soeweno (STIS), Cibinong, Jawa Barat.
Kegiatan ini bertepatan dengan dimulainya Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) Tahun Ajaran 2025/2026. Secara teknis, pelaksanaan CKG dilakukan oleh Kementerian Kesehatan.
“63 titik operasional per hari ini yang akan diresmikan pembukaannya (MPLS). Ada 256 rombongan belajar, 6.180 siswa. Di akhir Juli akan mulai 37 titik sehingga total 100 titik. Kenapa? karena belum selesai renovasi (gedung), kalau guru, murid dan lain-lain siap,” ujar Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul) dalam sambutannya.
Acara ini turut dihadiri sejumlah pejabat negara, antara lain Menteri Koordinator Pemberdayaan Masyarakat Abdul Muhaimin Iskandar, Menteri PAN-RB Rini Widyantini, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti, Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi, Wakil Menteri Sosial Agus Jabo Priyono, dan Wakil Menteri PPN/Bappenas Febrian Alphyanto Ruddyard.
Usai membuka MPLS, rombongan pejabat meninjau pelaksanaan CKG di STIS Cibinong. Mereka memantau langsung beberapa tahapan pemeriksaan, mulai dari pengukuran tinggi dan berat badan, tekanan darah, hingga cek hemoglobin dan gula darah.
“Terasa sakit enggak?” tanya Muhaimin Iskandar kepada seorang siswa usai tes gula darah.
“Takut sama jarum, cuma salawat aja,” jawab siswa tersebut dengan polos, disambut senyum rombongan.
Pemeriksaan dilanjutkan dengan pengecekan mata, gigi, dan kondisi kulit. Saat salah satu siswa dinyatakan sehat matanya, Muhaimin menepuk bahunya sambil berpesan, “Belajar yang sungguh-sungguh, harus jadi orang sukses.”
Gus Ipul menjelaskan bahwa CKG penting dilakukan mengingat para siswa akan tinggal di asrama, sehingga diperlukan upaya antisipasi dini terhadap potensi penyebaran penyakit menular. Bagi siswa yang diketahui memiliki kondisi kesehatan tertentu, akan mendapat penanganan terlebih dahulu.
“Presiden mengarahkan memang tidak boleh ada yang ditolak, termasuk yang sakit,” ujar Gus Ipul.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menambahkan, tujuan utama CKG adalah memastikan semua siswa dalam kondisi sehat, dan bila ditemukan sakit akan langsung ditangani.
“Kalau ada (yang sakit) langsung diobati, dikarantina sebentar, ruangannya dipisah tapi habis itu harus sekolah karena ini bukan penyaringan. Ini adalah pembinaan agar mereka tetap sehat,” jelas Budi.
Ia juga menyebut, siswa yang mengalami gangguan penglihatan akan difasilitasi kacamata gratis.
CKG menjadi bagian dari program prioritas Presiden Prabowo Subianto yang menyasar 280 juta orang sejak diluncurkan pada 10 Februari 2025. Untuk tahun ini, Kementerian Kesehatan menargetkan pemeriksaan terhadap 52 juta jiwa. Pelaksanaan CKG tidak hanya dilakukan di Sekolah Rakyat yang berada di bawah Kemensos, tetapi juga di sekolah-sekolah naungan Kemendikdasmen dan Kemenag.
Penulis: Rizky Rian Saputra/Ter