Analis sebut market respons positif hasil nego Prabowo ke Trump untuk tarif 19% AS
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali menguat signifikan, memperpanjang reli tujuh harinya di tengah sentimen positif dari luar negeri.

Elshinta.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali menguat signifikan, memperpanjang reli tujuh harinya di tengah sentimen positif dari luar negeri. Salah satu faktor pendorongnya adalah pengumuman terbaru dari Presiden AS Donald Trump terkait pemangkasan tarif impor terhadap produk Indonesia menjadi 19% dari 35%.
Analis Panin Sekuritas, Aqil Triyadi, mengatakan bahwa pasar merespons positif perkembangan ini, terutama karena kesepakatan tersebut dinilai menguntungkan posisi Indonesia.
“Market merespon positif ya apa yang terjadi di kesepakatan dagang antara Amerika dan juga Indonesia,” kata Aqil kepada media, Selasa (15/7).
Menurut Aqil, tarif impor untuk produk Indonesia yang sebelumnya dikenakan sebesar 32%, kini dipangkas menjadi 19% adalah hasil negosiasi yang baik antara Presiden RI Prabowo Subianto dengan pihak AS, dan memberikan angin segar bagi kinerja sejumlah emiten ekspor.
“Tarif sudah bisa dinego, sudah bisa turun 19%. Artinya kan ini menjadi salah satu hal yang positif ya. Artinya perusahaan-perusahaan di Indonesia tidak harus membayar tarif impor yang lebih besar dibandingkan sekarang,” jelasnya.
Sektor-sektor yang berkaitan langsung dengan ekspor, termasuk komoditas dan manufaktur, diproyeksikan akan mendapatkan sentimen positif dari kebijakan ini. Di sisi lain, IHSG sendiri diprediksi masih memiliki ruang penguatan lebih lanjut, terutama jika ditopang oleh keputusan suku bunga domestik yang bersahabat.
Aqil juga menyoroti bahwa pasar sebelumnya sempat diliputi kekhawatiran karena kebijakan tarif tinggi dari Trump yang sempat memicu guncangan pasar. Namun kini, dengan adanya pelonggaran, sentimen berbalik arah.
“Pas kita lihat pas lagi mereka di bulan-bulan lebaran, libur lebaran, tiba-tiba Presiden Trump itu mengumumkan tarif yang besar ke berbagai negara, itu kan market langsung crash gitu ya. Dan terus sekarang tarif sudah bisa dinego, sudah bisa turun 19%,” imbuhnya.
Lebih jauh, ia melihat bahwa sentimen positif ini dapat menopang pergerakan IHSG hingga jangka menengah. Meski demikian, Aqil mengingatkan bahwa pasar juga akan tetap mencermati arah suku bunga Bank Indonesia dan perkembangan global, termasuk inflasi AS serta kebijakan The Fed.
“Kalau nanti yang positifnya suku bunga turun lagi di bagian Indonesia, nah ini yang menjadi driver jangka panjang ketika IHSG bisa tembus lagi ke level 7.400 bahkan ke level 7.500,” tutupnya.
Pemerintah Indonesia belum mengeluarkan pernyataan resmi terkait isi lengkap kesepakatan dagang yang dimaksud. Namun demikian, sinyalemen positif dari pelaku pasar bisa menjadi indikasi awal bahwa hasil komunikasi ekonomi antar kedua negara disambut baik oleh investor.