Prabowo: Lawatan ke luar negeri hasilkan capaian bagus dan produktif
Presiden Prabowo Subianto menyampaikan bahwa lawatan luar negerinya selama 15 hari ke sejumlah negara menghasilkan capaian bagus dan produktif di berbagai bidang.

Elshinta.com - Presiden Prabowo Subianto menyampaikan bahwa lawatan luar negerinya selama 15 hari ke sejumlah negara menghasilkan capaian bagus dan produktif di berbagai bidang.
"Alhamdulillah, saya tiba kembali di tanah air setelah kalau tidak salah 15 hari, lumayan ya. Saya pergi cukup lama, tapi alhamdulillah apa yang kita hasilkan cukup bagus," ujar Prabowo di Pangkalan Udara TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta, Rabu.
Prabowo menuturkan, lawatannya dimulai dengan melakukan kunjungan kenegaraan ke Arab Saudi. Di sana, dirinya bertemu dengan Putra Mahkota sekaligus Perdana Menteri Arab Saudi Mohammed bin Salman bin Abdulaziz Al Saud (MBS) dan sejumlah pimpinan kerjaan lainnya.
Presiden menyebut kunjungannya berlangsung produktif. Banyak kemajuan dan pencapaian yang dihasilkan pada beberapa bidang. Arab Saudi menyatakan meningkatkan investasi di tanah air.
Selain itu, dirinya juga mengajukan keinginan untuk membangun perkampungan haji permanen di Arab Saudi.
"Secara prinsip mereka tidak keberatan, tapi tentunya akan dilakukan persiapan-persiapan perencanaan teknis. Saya sudah diberitahu rencana-rencananya, mudah-mudahan lancar," kata Presiden.
Prabowo mengatakan Indonesia memiliki kerja sama erat dengan negara-negara Timur Tengah, termasuk Arab Saudi, Mesir, Persatuan Arab Emirat, Qatar, dan Jordan.
Presiden lalu melanjutkan kunjungan ke Brazil untuk menghadiri KTT BRICS sebagai anggota dan melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Brazil Luiz Inácio Lula da Silva.
Pertemuannya dengan Lula membahas potensi peningkatan hubungan dagang antara dua negara besar yang sama-sama memiliki hutan tropis dan kekayaan sumber daya alam.
"Presiden Lula dan saya mengatakan aneh hubungan dagang kita masih relatif kecil. Jadi ini kita ingin tingkatkan," kata Prabowo.
Presiden juga menyempatkan diri melakukan pertemuan informal dengan sejumlah pejabat di Inggris, membahas isu-isu global seperti konflik di Gaza dan Ukraina.
Salah satu pencapaian penting dalam lawatan ini adalah saat Presiden Prabowo bertemu dengan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen di Brussels, Belgia.
Dalam pertemuan tersebut tercapai kesepakatan perundingan Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) antara Indonesia dan Uni Eropa (EU).
"Saya hadir di Brussels. Di Uni Eropa itu ada terobosan luar biasa, setelah 10 tahun perundingan alot, akhirnya kita mencapai kesepakatan Indonesia dan Uni Eropa akan masuk ke dalam apa yang disebut CEPA, Comprehensive Economic Partnership Agreement, yang itu sama dengan Free Trade Agreement," ujar Prabowo.
Prabowo mengatakan kesepakatan ini memungkinkan barang-barang Indonesia masuk ke pasar Uni Eropa tanpa tarif.
"Jadi, barang-barang kita bisa masuk Uni Eropa 0 persen tarif, mereka juga. Jadi kita sangat ada hubungan simbiosis. Mereka punya teknologi yang bagus, punya sains, punya dana keuangan. Kita punya mineral, kita punya komoditas, kita punya pasar. Jadi ini simbiosis," kata Presiden.
Lawatan Prabowo berlanjut ke Paris, Prancis untuk memenuhi undangan sebagai tamu kehormatan dalam parade militer Bastille Day. Dalam parade tersebut, kontingen Indonesia mendapat kehormatan untuk memimpin defile.
"Ini sesuatu yang baru pertama kali dalam sejarah, suatu negara dari Asia memimpin defile. Prancis kehormatan besar. Mereka memandang kita negara yang sangat penting," kata Presiden.
Di Paris, Kepala Negara juga melakukan pembicaraan dengan Presiden Emmanuel Macron mengenai berbagai isu strategis.
Lawatan ditutup dengan kunjungan Prabowo ke Belarus, sebelum kembali ke tanah air.
"Itu saya mampir di Belarus, di Minsk. Belarus butuh banyak komoditas dari kita dan kita juga berbahas, membahas sama mereka, karena kita butuh pupuk-pupuk, potas, dan sebagainya. Jadi habis itu langsung kembali ke sini," pungkas Presiden.