Top
Begin typing your search above and press return to search.

Griya Santrian Sanur gelar pameran lukisan kolaborasi seniman Toba - Bali 

Griya Santrian Sanur, Kota Denpasar, Bali, untuk kesekian kalinya kembali menggelar event pameran lukisan yang mengambil tema Weaving the Colours of the Archipelago' Pertiwi Negeriku, Toba - Bali Art Project 2025.

Griya Santrian Sanur gelar pameran lukisan kolaborasi seniman Toba - Bali 
X
Sumber foto: Eko Sulestyono/elshinta.com.

Elshinta.com - Griya Santrian Sanur, Kota Denpasar, Bali, untuk kesekian kalinya kembali menggelar event pameran lukisan yang mengambil tema Weaving the Colours of the Archipelago’ Pertiwi Negeriku, Toba - Bali Art Project 2025.

Kolaborasi seniman perupa asal Toba, Kabupaten Toba, Sumatera Utara (Sumut) bersama dengan perupa Bali ini digelat pada Juli hingga Agustus 2025. Total sebanyak 30 karya yang dipamerkan mulai dari lukisan hingga ukiran khas Toba.

Ida Bagus Gde Sidharta Putra selaku Owner Hotel Griya Santrian Sanur dalam kesempat.an ini menegaskan bahwa Santrian Art Gallery merupakan ruang bagi seniman yang baru memulai hingga yang sudah maestro.

Ia optimis dengan adanya kolaborasi seniman Bali dan Batak melalui pameran di Griya Santrian Sanur ini akan membuat pariwisata di Toba akan berkembang pesat seperti di Bali.

“Pariwisata Bali mulai berkembang diawali dari Sanur. Sekitar tahun 1930 terdapat pelukis dari Eropa yang menetap di Bali. Tapi memang sebelumnya di tahun 1902, Bali juga sudah mulai dikenal. Pariwisata Bali berawal dari Sanur melalui seni rupa,” kata Ida Bagus Gde Sidharta Putra, Kamis (16/7).

Sementara itu Wayan Seriyoga Parta sebagai Kurator dalam pameran ini menuturkan karya yang dipamerkan ini telah dipilih di lokasi.

“Di Toba (Sumatera Utara) sendiri dukungan pemerintah terhadap seni belum maksimal, kendatipun galeri sudah ada. Sepulang dari Bali, kami juga berencana akan menggelar pameran,” kata Charis Martin Purba selaku fotografer.

Sementara itu Ni Ketut Ayu Sri Wardani mengakui bahwa di Toba saat ini kesenian dipandang sebelah mata. Selain itu, di Toba juga susah mencari bahan-bahan untuk melukis, misalnya kanvas.

“Karena (kesenian) dianggap tidak punya masa depan. Padahal bakat mereka sangat tinggi. Banyak seniman Batak di Indonesia, namun mereka tidak tinggal di Toba,” kata Ni Ketut Ayu Sri Wardani seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, Eko Sulestyono, Kamis (17/7).

Ia dalam kesempatan pameran ini juga menghadirkan dua karya di atas kanvas 110 cm x 100 cm. Salah satunya berjudul Beli Lapet di Onan Balige.

Sumber : Radio Elshinta

Related Stories
Next Story
All Rights Reserved. Copyright @2019
Powered By Hocalwire