Beijing tanggapi Trump soal China akan hukum mati penjahat fentanil
Kementerian Luar Negeri China menanggapi pernyataan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang menyampaikan keyakinannya bahwa Tiongkok akan menjatuhkan hukuman mati terhadap orang-orang yang terlibat produksi dan distribusi fentanil.

Elshinta.com - Kementerian Luar Negeri China menanggapi pernyataan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang menyampaikan keyakinannya bahwa Tiongkok akan menjatuhkan hukuman mati terhadap orang-orang yang terlibat produksi dan distribusi fentanil.
"Kami telah berulang kali menegaskan bahwa fentanil adalah masalah AS, bukan China. AS bertanggung jawab untuk menyelesaikan masalah ini," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Lin Jian dalam konferensi pers di Beijing pada Kamis.
Sebelumnya Donald Trump mengatakan bahwa China mungkin akan mulai menjatuhkan hukuman mati kepada orang-orang yang terlibat dalam produksi atau distribusi fentanil, yang perdagangannya telah diupayakan Trump untuk ditindak tegas.
"Saya pikir kita akan menyelesaikannya sehingga China pada akhirnya akan beralih dari itu ke memberikan hukuman mati kepada orang-orang yang memproduksi fentanil ini dan mengirimkannya ke negara kita," kata Trump. "Saya yakin itu akan segera terjadi."
Trump sendiri memberlakukan tarif 20 persen atas produk-produk dari China pada Februari 2025 karena menilai China gagal membatasi aliran fentanil, penyebab utama kematian karena overdosis di AS. Tarif tersebut tetap berlaku dan ditambah tarif 10 persen hasil negosiasi dagang China-AS pada Mei 2025 di Jenewa, Swiss.
"AS bertanggung jawab untuk menyelesaikan masalah ini. Terlepas dari niat baik yang telah ditunjukkan China, AS secara keliru mengenakan tarif 'fentanil' pada impor China," tambah Lin Jian.
Langkah Trump tersebut, ungkap China telah memberikan pukulan berat bagi dialog dan kerja sama China-AS dalam pemberantasan narkotika dan sangat merugikan kepentingan China.
"Jika AS benar-benar menginginkan kerja sama dengan China, AS perlu menghadapi fakta secara terbuka, dan mengupayakan dialog dengan China berdasarkan kesetaraan, rasa hormat, dan saling menguntungkan," ungkap Lin Jian.
Trump berbicara mengenai upaya China tersebut sebelum menandatangani Undang-Undang HALT Fentanil, satu undang-undang yang memperberat hukuman penjara untuk pelanggaran narkoba yang melibatkan zat-zat terkait fentanil. Lebih dari 450.000 warga AS telah meninggal karena overdosis narkoba selama satu dekade terakhir, sedangkan jutaan lainnya kecanduan.
Namun jumlah overdosis selama periode Juni 2024 - Juni 2025 turun 12 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya, yaitu berkurang dari 113.000 menjadi 97.000 orang. China juga telah mengambil serangkaian tindakan antinarkotika termasuk menambahkan dua prekursor fentanil yaitu 4-piperidon dan 1-boc-4-piperidon, ke dalam daftar bahan kimia yang dikendalikan mulai Minggu (13/7).
Bulan lalu, media China juga melaporkan bahwa petugas imigrasi telah menyita lebih dari 2 ton narkoba dan menangkap 262 tersangka penyelundupan narkoba sepanjang 2025. China juga mengatakan bahwa mereka telah menuntut lebih dari 1.300 orang dan menangkap lebih dari 700 orang lainnya atas pelanggaran pencucian uang terkait narkoba antara Januari-Mei 2025, atau meningkat 2,1 persen dibandingkan tahun sebelumnya.