Top
Begin typing your search above and press return to search.

Permainan tradisional berbasis kearifan lokal solusi cegah anak main gawai

Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak menawarkan solusi untuk menekan penggunaan gadget atau gawai dengan sebuah permaianan tradisional berbasis kearifan lokal. Hal ini disampaikan oleh Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak(Menteri PPPA) Arifah Fauzi di acara puncak Lokakarya Forum Anak Nasional (FAN) 2025, Minggu (20/7/2025) 

Permainan tradisional berbasis kearifan lokal solusi cegah anak main gawai
X
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak(Menteri PPPA) Arifah Fauzi di acara puncak Lokakarya Forum Anak Nasional (FAN) 2025, Minggu(20/7/2025) Foto : Istimewa

Elshinta.com - Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak menawarkan solusi untuk menekan penggunaan gadget atau gawai dengan sebuah permaianan tradisional berbasis kearifan lokal. Hal ini disampaikan oleh Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak(Menteri PPPA) Arifah Fauzi di acara puncak Lokakarya Forum Anak Nasional (FAN) 2025, Minggu (20/7/2025)

Menteri PPPA menjelaskan bahwa ada tiga hal penyebab kekerasan terhadap anak yaitu pola asuh orang tua dalam keluarga, kedua penggunaan gadget yang tidak bijaksana dan ketiga penyebabnya adalah factor lingkungan.

“Bagaimana kami bisa meminimalisir penggunaan gadget di lingkungan anak-anak, maka salah satu solusi yang kami tawarkan adalah permainan tradisional yang berbasis kearifan local. Karena dengan permainan tradisional ini bisa membangun karakter anak Indonesia,” ujar Menteri PPPA.

Ia juga menyampaikan bahwa permaianan tradisional tidak berdiri sendiri, membutuhkan yang lain dalam memainkannya dan butuh kekompakan. Selain itu juga dibutuhkan solidaritas dan saling menghormati seperti yang tertanam dalam nilai-nilai Pancasila.

“Permainan anak ini tidak ada yang sendiri. Semua beramai-ramai, membangun kekompakan, solidaritas, harus saling menghormati. Dan tanpa disadari kita menanamkan nilai-nilai Pancasila,” tegasnya.

Mereka terutama anak-anak yang bermain permainan tradisional diyakini tidak mengenal suku, ras dan agama. Anak-anak bermain secara bersuka ria. Diharapkan dengan menggalakkan permainan tradisional berbasis kearifan lokal ini dapat menjadi solusi terbaik dalam rangka perlindungan terhadap anak Indonesia.

Penulis : Sri Lestari

Sumber : Radio Elshinta

Related Stories
Next Story
All Rights Reserved. Copyright @2019
Powered By Hocalwire