IBL makin kompetitif, empat musim dengan empat juara berbeda
Elshinta.com - Liga Bola Basket Indonesia (IBL) membuat catatan menarik dalam empat musim terakhir yang selalu menghadirkan juara baru setiap tahunnya dari empat tim yang berbeda.

Elshinta.com - Liga Bola Basket Indonesia (IBL) membuat catatan menarik dalam empat musim terakhir yang selalu menghadirkan juara baru setiap tahunnya dari empat tim yang berbeda.
Tren tersebut berlanjut di IBL 2025, saat Dewa United Banten sukses mengalahkan Pelita Jaya Jakarta dalam pertandingan ketiga Final dengan skor tipis 74-73, Minggu malam di GMSB, Kuningan, Jakarta.
Kemenangan Dewa United melengkapi dinamika kompetitif IBL yang dalam empat musim terakhir menampilkan keberagaman dominasi. Sejak 2022, gelar juara diraih oleh tim berbeda yaitu Satria Muda Pertamina Jakarta (2022), Prawira Harum Bandung (2023), Pelita Jaya Jakarta (2024), dan kini Dewa United Banten (2025).
Direktur Utama IBL Junas Miradiarsyah menilai dinamika tersebut sebagai tanda positif perkembangan liga. Ia mengapresiasi performa Dewa United dalam menaklukkan juara bertahan dan menganggap final tahun ini sebagai cerminan semangat bola basket nasional yang terus tumbuh.
“Final ini adalah cerminan dari semangat basket Indonesia yang semakin tumbuh. Dewa United menampilkan performa luar biasa untuk menaklukkan juara bertahan, dan itu menunjukkan bahwa siapapun yang membangun dengan serius bisa bersaing di level tertinggi. Empat musim, empat juara berbeda ini adalah bukti nyata bahwa IBL semakin kompetitif,” kata Junas.
Fenomena ini mencerminkan tidak adanya satu kekuatan dominan di liga dan bahwa setiap musim terbuka untuk kejutan. Persaingan yang merata menjadikan IBL semakin sulit diprediksi dan menarik untuk diikuti oleh publik bola basket Indonesia.
Perjalanan Dewa United sendiri menjadi simbol dari pentingnya konsistensi dan proses jangka panjang. Setelah beberapa musim hanya mampu menembus semifinal, tim asal Banten ini akhirnya berhasil mencapai puncak.
Mereka menutup musim dengan manis dan membawa pulang gelar pertama dalam sejarah klub, sekaligus memperkuat narasi bahwa semua tim memiliki peluang yang sama untuk berjaya di IBL.