21 Juli 1947: Awal agresi militer Belanda pertama ke Republik Indonesia
Elshinta.com - Belanda melancarkan Agresi Militer I ke wilayah Republik Indonesia pada 21 Juli 1947. Serangan bersandi 'Operatie Product' itu menjadi bukti bahwa Belanda tidak mengakui kedaulatan Indonesia pasca Proklamasi 17 Agustus 1945. Dengan dalih melindungi kepentingan ekonomi dan warga negara Belanda, pasukan kolonial bergerak cepat ke wilayah-wilayah strategis di Sumatra Timur dan Jawa Barat.
Elshinta.com - Belanda melancarkan Agresi Militer I ke wilayah Republik Indonesia pada 21 Juli 1947. Serangan bersandi “Operatie Product” itu menjadi bukti bahwa Belanda tidak mengakui kedaulatan Indonesia pasca Proklamasi 17 Agustus 1945. Dengan dalih melindungi kepentingan ekonomi dan warga negara Belanda, pasukan kolonial bergerak cepat ke wilayah-wilayah strategis di Sumatra Timur dan Jawa Barat.
Operasi militer ini menjadi klimaks dari ketegangan antara Republik Indonesia dan Belanda setelah penandatanganan Perjanjian Linggarjati pada 1946. Meski dalam perjanjian tersebut Belanda mengakui secara de facto wilayah kekuasaan Republik yang meliputi Jawa, Sumatra, dan Madura, pihak Belanda menuduh Indonesia melanggar kesepakatan dan menggunakannya sebagai pembenaran untuk menyerang. Serangan dilakukan secara serempak melalui darat, laut, dan udara.
Dalam waktu dua minggu, Belanda berhasil menduduki sejumlah kota penting seperti Medan, Palembang, dan sebagian wilayah Jawa Barat. Namun, agresi ini memicu kecaman dari dunia internasional, termasuk dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Pemerintah Indonesia pun segera mengajukan protes keras ke Dewan Keamanan PBB, yang akhirnya mendesak agar konflik segera dihentikan. Pada awal Agustus 1947, tekanan diplomatik dan opini internasional berhasil memaksa Belanda menghentikan agresi.
Agresi Militer Belanda I tidak hanya merusak infrastruktur dan menimbulkan korban jiwa, tetapi juga menunjukkan bahwa perjuangan kemerdekaan Indonesia belum usai. Meski memiliki kekuatan militer terbatas, pasukan Tentara Nasional Indonesia dan rakyat melakukan perlawanan di berbagai daerah. Peristiwa ini menjadi titik penting dalam sejarah perjuangan mempertahankan kemerdekaan, sekaligus membuka jalan menuju pengakuan kedaulatan penuh pada tahun 1949.