Diskusi publik penulisan sejarah upaya untuk himpun beragam ide
Elshinta.com - Direktur Jenderal Pelindungan Kebudayaan dan Tradisi Kementerian Kebudayaan Restu Gunawan menyampaikan bahwa Diskusi Publik Draf Penulisan Buku Sejarah Indonesia yang digelar di Banjarmasin menjadi ruang penting untuk menghimpun ide-ide lokal, termasuk dari kalangan sejarawan hingga masyarakat lokal.

Elshinta.com - Direktur Jenderal Pelindungan Kebudayaan dan Tradisi Kementerian Kebudayaan Restu Gunawan menyampaikan bahwa Diskusi Publik Draf Penulisan Buku Sejarah Indonesia yang digelar di Banjarmasin menjadi ruang penting untuk menghimpun ide-ide lokal, termasuk dari kalangan sejarawan hingga masyarakat lokal.
Ia memandang diskusi publik ini menjadi ruang dialog yang dirancang agar para pemangku kepentingan, akademisi, hingga masyarakat umum dapat menyampaikan masukan yang konstruktif terhadap isi Buku Sejarah Indonesia.
“Masih ada ruang untuk melakukan perbaikan-perbaikan jika sekiranya ada gagasan-gagasan yang
belum masuk ke dalam buku. Bagaimanapun, kita sangat kaya akan sejarah, kami mendorong
adik-adik, para sejarawan muda untuk terlibat dalam memberikan masukan,” kata Restu dalam webinar yang dipantau dari Jakarta, Senin.
Ia menambahkan, kegiatan ini juga menjadi upaya untuk memperkaya substansi buku. Menurutnya, tidak semua hal bisa dimuat dalam satu jilid, buku ini merupakan sebuah awal.
“Ke depan, kita akan memperkaya dan menambah jilid-jilid lainnya, mungkin lima hingga sepuluh jilid, bahkan bisa mencapai ratusan jilid, agar lebih representatif dan lengkap,” tegasnya.
Editor Umum Buku Sejarah Indonesia Prof. Dr. Jajat Burhanudin, M.A menyampaikan salah satu alasan penting Banjarmasin dipilih menjadi lokasi
diskusi.
“Saya sangat senang bisa berbagi ide di Banjarmasin karena Banjarmasin merupakan
salah satu daerah yang sangat penting dalam kesejarahan Indonesia,” ujarnya.
Sementara itu, dalam laporannya, Direktur Sejarah dan Permuseuman, Agus Mulyana menuturkan total peserta dalam diskusi publik ini sebanyak 467 orang, ini merepresentasikan kesungguhan dan kepedulian besar masyarakat di Kalimantan Selatan dan sekitarnya khususnya di Banjarmasin tentang arti penting hadirnya buku Sejarah Indonesia.
Prof. Dr. Singgih Tri Sulistiyono, M.Hum yang merupakan sosok Editor Umum memaparkan bahwa Buku Sejarah Indonesia akan menawarkan kebaruan historiografis yang terdiri dari tiga aspek, yakni pengayaan temuan fakta baru, pembaruan bidang metodologis, dan aspek bidang perspektif sebagai upaya dalam menghadapi tantangan global.
Ia menegaskan bahwa penulisan buku Sejarah Indonesia ditulis didasarkan nilai-nilai kebangsaan, Pancasila, dan konstitusi NKRI.
Melalui Diskusi Publik Draf Buku Sejarah Indonesia ini, Kementerian Kebudayaan berharap bisa menjaring berbagai masukan yang membangun dan membuka peluang masyarakat untuk ikut mewujudkan hasil penulisan sejarah Indonesia yang relevan, adil, inklusif, dan inspiratif bagi seluruh rakyat Indonesia serta dapat diterima oleh semua pihak.