Top
Begin typing your search above and press return to search.

13 Agustus 1945: Berita kekalahan Jepang sampai ke telinga pemuda pejuang kemerdekaan

Menjelang kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945 dilalui dengan penuh ketegangan. Kaum pemuda pejuang kala itu terus mendorong agar kemerdekaan RI segera diproklamirkan karena bertepatan dengan momentum kekalahan Jepang dari sekutu.

13 Agustus 1945: Berita kekalahan Jepang sampai ke telinga pemuda pejuang kemerdekaan
X
Sumber foto: https://shorturl.at/rGnF5/elshinta.com.

Elshinta.com - Menjelang kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945 dilalui dengan penuh ketegangan. Kaum pemuda pejuang kala itu terus mendorong agar kemerdekaan RI segera diproklamirkan karena bertepatan dengan momentum kekalahan Jepang dari sekutu.

Sejumlah kejadian penting juga terjadi pada 13 Agustus 1945. Kala itu, Soekarno, Mohammat Hatta dan KRT Radjiman Wedyodiningrat kembali ke Indonesia dari Dalat, Vietnam. Sehari sebelumnya, ketiganya bertemu Panglima seluruh Angkatan Perang Jepang di Asia Tenggara, Marsekal Hisaichi Terauchi.

Buku ‘Bung Karno, Penyambung Lidah Rakyat Indonesia’ tulisan Cindy Adams mengungkap bahwa pertemuan tersebut berlangsung alot. Terauchi kala itu menjanjikan kemerdekaan Indonesia pada 24 Agustus.

Setelah mengetahui maksud Terauchi memanggil mereka ke Dalat, Vietnam, ketiga tokoh bangsa itu kembali ke Indonesia dengan situasi perjalanan yang cukup berisiko.

Pesawat yang membawa mereka berjenis pesawat pembom kuno berukuran kecil yang tidak memiliki tempat duduk di kabin pesawat.

Sementara itu pada 13 Agustus 1945 di Tanah Air, setelah sempat ditutup-tutupi oleh Jepang, telegram kekalahan Negeri Sakura itu akhirnya diterima di Bandung. Pesawat-pesawat penerima di Bandung tidak disegel sehingga informasi itu bisa ditangkap para operator telepon dan telegrap PTT.

Informasi penting itu akhirnya sampai ke pemuda-pemuda di Jakarta yang langsung mendesak proklamasi kemerdekaan Indonesia. Mereka khawatir Indonesia kehilangan momentum dari kekalahan Jepang tersebut.

Lantas, di hari yang sama, Soekarni, Chaerul Saleh, Eri Sudewo, Johan Nur, dan Abu Bakar Lubis mulai menyusun teks proklamasi di Asrama Prapatan Nomor 10, Jakarta. Asrama tersebut dikenal sebagai lokasi gerakan bawah tanah para pemuda.

Sumber : Elshinta.Com

Related Stories
Next Story
All Rights Reserved. Copyright @2019
Powered By Hocalwire