Ulama Mesir jadikan Indonesia pusat ilmu qiraat dunia
Lembaga Al Masharawy Al Alamy resmi hadir di Indonesia dengan target ambisius mencetak 1.000 guru Al-Qur'an bersanad dalam lima tahun ke depan.

Elshinta.com - Lembaga Al Masharawy Al Alamy resmi hadir di Indonesia dengan target ambisius mencetak 1.000 guru Al-Qur’an bersanad dalam lima tahun ke depan.
Lembaga ini digagas oleh Prof. Dr. Ahmad Isa Al Ma’sharawi, ulama internasional asal Mesir yang pernah menjabat Ketua Maqra’ah di Universitas Al-Azhar, serta diakui sebagai pakar qiraat dunia.
Keputusan menjadikan Indonesia sebagai pusat penyebaran ilmu qiraat dan sanad Al-Qur’an didasari oleh potensi besar umat Islam di tanah air.
Saat ini, Prof. Al Ma’sharawi berdomisili di Qatar, namun telah lama memperhatikan kiprah para qari dan hafiz Indonesia di kancah dunia.
“Di setiap lomba internasional, peserta dari Indonesia selalu masuk empat besar, lima besar, bahkan juara pertama. Namun kita masih kekurangan literasi Qur’an, khususnya dalam bidang qiraat dan sanad, yaitu silsilah bacaan yang bersambung hingga Rasulullah SAW,” ujar KH Bachtiar Nasir dalam konferensi pers di Kampus YARSI, Rabu (13/8/2025).
Antusiasme masyarakat terhadap program ini terbukti tinggi. Dalam tiga hari pendaftaran seminar internasional yang digelar, 1.400 peserta telah mendaftar, padahal acara baru akan berlangsung sepekan mendatang.
Lembaga Al Masharawy Al Alamy akan memfokuskan pembinaan para penghafal Al-Qur’an di Indonesia tidak hanya pada aspek hafalan, tetapi juga pemahaman bacaan, penguasaan ilmu qiraat, dan sanad yang bersambung hingga Rasulullah SAW.
Untuk mempelajari ilmu ini, setiap peserta diwajibkan menguasai 30 juz Al-Qur’an dan memahami riwayat bacaan yang umum di Indonesia, yaitu riwayat Hafsh, sebelum melanjutkan pembelajaran ke tujuh bahkan sepuluh qiraat.
Metode pembelajaran akan mengutamakan talaqqi dan musyafahah pertemuan langsung dengan guru, penyampaian bacaan secara verbal, serta koreksi di tempat.
Target utama lembaga ini adalah mencetak 1.000 guru Qur’an bersanad yang siap ditempatkan di berbagai daerah, meniru strategi Rasulullah SAW yang menugaskan para qari di kota-kota penting seperti Makkah, Madinah, Kufah, Basrah, Syam, dan Yaman.
“Harapannya, kekuatan Islam di Indonesia sebagai negara Muslim terbesar dunia bisa dibarengi dengan literasi Qur’an yang kokoh,” tambah KH Bachtiar Nasir.
Bagi tokoh yang juga mendalami tadabur Al-Qur’an ini, Al-Qur’an adalah sumber kehidupan.
“Saya tidak mau satu malam pun terpisah dari Al-Qur’an, di mana pun berada. Hidup tanpa terhubung dengan langit, bagi saya, adalah sia-sia,” tegasnya seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, Hamzah Aryanto, Kamis (14/8).
Dengan visi yang kuat, strategi pembelajaran yang terarah, dan dukungan masyarakat, kehadiran Lembaga Al Masharawy Al Alamy diharapkan memperkuat posisi Indonesia sebagai pusat penyebaran ilmu Al-Qur’an bertaraf internasional.