HUT ke-80 RI, warga di Gunungpati, Semarang gelar upacara pengibaran Merah Putih
Ratusan warga RT 02 dan RT 03 RW 01 Puntan, Kelurahan Ngijo Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang merayakan upacara peringatan kemerdekaan HUT ke 80 RI dengan menggunakan kostum adat nusantara, ragam profesi dan kostum Pahlawan Nasional.

Elshinta.com - Ratusan warga RT 02 dan RT 03 RW 01 Puntan, Kelurahan Ngijo Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang merayakan upacara peringatan kemerdekaan HUT ke 80 RI dengan menggunakan kostum adat nusantara, ragam profesi dan kostum Pahlawan Nasional.
Keunikan terlihat dari para petugas upacara yang menggunakan kostum khas Nusantara seperti pengibar bendera, pembawa acara serta pembaca UUD 1945 yang mengenakan pakaian kebaya khas Jawa Tengah. Sedangkan paduan suara yang diisi oleh ibu-ibu PKK memakai pakaian adat yang beragam. Disisi lain nampak pemimpin upacara mengenakan kostum Banser dan pemimpin upacara mengenakan kostum Linmas.
Upacara digelar secara khidmat diawali pengibaran Bendera Merah Putih dengan diiringi Lagu Kebangsaan Indonesia Raya. Kemudian pembacaan teks Proklamasi, Pancasila serta pembacaan UUD 1945. Suasana kepahlawanan tampak terasa ketika pemimpin upacara mengenakan kostum tokoh pahlawan Jenderal Soedirman dan pembaca doa mengenakan kostum K.H Hasyim Asy'ari.
Sementara warga yang datang menggunakan pakaian adat seperti kostum Rumbai khas Papua, pakaian Sikepan dari Bali, kostum baju Kurung khas Sumatera Barat hingga kostum Beskap dan Kebaya dari Jawa Tengah. Tidak hanya itu masyarakat juga menggunakan kostum profesi seperti petani, tentara, masinis, guru serta kostum kepahlawanan untuk memeriahkan kemerdekaan di Puntan.
"Secara khusus makna upacara kemerdekaan di Kampung Puntan ini menjadi bentuk ekspresi cinta warga kita kepada negeri yang beranekaragam latar belakang namun disatukan dalam kesamaan persepsi kesatuan sebagai bangsa yang besar," ujar tokoh masyarakat Waimin Minggu (17/08/2025).
Waimin yang saat itu menggunakan kostum Jenderal Soedirman mengatakan melalui upacara bendera kali ini terdapat pesan kepada seluruh warga agar tidak memandang latarbelakang suku, agama dan profesi. Terutama dalam berinteraksi dan dalam membangun bangsa.
"Tema besarnya menggunakan pakaian adat agar kita bersama-sama memberikan yang terbaik untuk bangsa tanpa memandang latar belakang suku dan profesi, terutama saat berinteraksi dalam kehidupan sehari hari seperti saat bekerja dan lain sebagainya," tutur Waimin.
Sementara itu, Ketua RT 02 RW 01, Puntan, Kelurahan Ngijo, Santoso mengatakan upacara ini merupakan yang pertama kali dilakukan selama perayaan kemerdekaan di kampung Puntan. Menurut Santoso, ada keinginan dari warga agar rasa nasionalisme warga dapat semakin meningkat sehingga diadakan upacara bendera di momen HUT ke-80 RI.
"Biasanya kita mengadakan agenda jalan sehat namun ada keinginan warga untuk meningkatkan rasa nasionalisme dan cinta tanah air maka diadakan upacara, karena memang warga di kampung jarang mengikuti upacara kecuali yang sekolah," jelas Santoso
Santoso mengungkapkan rasa bahagianya seluruh warga dapat berbaur, mengingat saat ini kampung Puntan dihuni oleh berbagai macam latar belakang suku dan budaya.
"Saat ini sudah banyak warga baru di kampung Puntan, saya sangat Bahagia mereka memakai kostum sesuai latar belakang mereka seperti adat Jawa, Dayak, Sunda dan profesi apapun dapat membaur dan Bersama," ungkap Santoso.
Dalam kesempatan yang sama Ketua RT 03 RW 01, Puntan, Kelurahan Ngijo, Puji Riyanto berharap momen upacara kali ini dapat menjadi momen baik meningkatkan guyup rukun antar warga.
"Ini bisa menjadi momen baik untuk meningkatan guyup rukun dan menjadikan kampung Puntan terbaik di Gunungpati serta mampu berkontribusi bagi kota Semarang dan bangsa Indonesia" tutur Puji.
Sebelumnya Kampung Puntan, RT 02 dan RT 03 RW 01 sempat viral di media sosial dengan penamaan gang kampung yang menggunakan nama-nama Presiden. Seperti gang Soekarno, gang Soeharto, gang Habibie, gang Gusdur, gang Megawati, gang SBY hingga gang Jokowi. Nama-nama gang yang dicetuskan sejak 018 tersebut sudah tercatat dalam administrasi penduduk dan masuk dalam peta online.(*/Yuniar K)