Ini yang diminta Wamensos pada Kepala Sekolah Rakyat
Wakil Menteri Sosial (Wamensos) Agus Jabo Priyono menekankan pentingnya membangun sistem yang baik di Sekolah Rakyat agar siswa mampu beradaptasi dengan lingkungan pendidikan berasrama. Pesan ini disampaikan kepada para kepala sekolah dan guru dalam penutupan retret Pembekalan Guru dan Kepala Sekolah Rakyat tahap IC di Pusat Pendidikan, Pelatihan, Pengembangan Profesi (Pusdiklatbangprof), Margaguna, Jakarta, Kamis (21/8/2025).
.jpeg)
Elshinta.com - Wakil Menteri Sosial (Wamensos) Agus Jabo Priyono menekankan pentingnya membangun sistem yang baik di Sekolah Rakyat agar siswa mampu beradaptasi dengan lingkungan pendidikan berasrama. Pesan ini disampaikan kepada para kepala sekolah dan guru dalam penutupan retret Pembekalan Guru dan Kepala Sekolah Rakyat tahap IC di Pusat Pendidikan, Pelatihan, Pengembangan Profesi (Pusdiklatbangprof), Margaguna, Jakarta, Kamis (21/8/2025).
Agus Jabo menekankan bahwa sistem yang kuat diperlukan agar proses belajar mengajar berjalan optimal serta mendukung harapan Presiden dalam upaya mengentaskan kemiskinan melalui pendidikan.
“Yang pertama adalah membangun sistem, dan yang kedua kita harus memberikan pendidikan yang berkualitas, sehingga anak-anak yang lulus nantinya memiliki ilmu, karakter, dan keterampilan,” ujarnya.
Dalam forum yang dihadiri 55 kepala sekolah secara langsung dan 970 guru melalui aplikasi Zoom itu, Agus Jabo menekankan bahwa tugas kepala sekolah bukan sekadar administratif, tetapi juga memimpin perubahan perilaku dan membentuk karakter siswa.
“Tugas kepala sekolah adalah memimpin perubahan perilaku, membangun karakter, serta menanamkan kedisiplinan dan nilai-nilai kepemimpinan. Semua itu harus berjalan dalam sebuah sistem yang baik supaya Sekolah Rakyat akan benar-benar menjadi pelopor pemutus rantai kemiskinan melalui pendidikan,” tegasnya.
Agus Jabo juga menjelaskan bahwa ke depan Indonesia akan memiliki tiga bentuk sekolah, yaitu sekolah formal dari SD hingga SMA, sekolah unggulan Garuda, serta Sekolah Rakyat yang diprioritaskan untuk keluarga miskin dan miskin ekstrem. Karena itu, guru dan kepala sekolah yang sebelumnya berpengalaman di sekolah formal dituntut untuk menyesuaikan pendekatan mereka.
“Di Sekolah Rakyat, tidak cukup hanya dengan pendekatan kolektif, tetapi juga harus ada pendekatan individual sesuai latar belakang setiap anak,” kata Agus Jabo.
Ia menambahkan, Sekolah Rakyat harus menjadi sarana pemutus transmisi kemiskinan sekaligus jembatan harapan bagi anak-anak dari keluarga kurang mampu.
“Kalau orang tuanya miskin, anaknya tidak boleh miskin. Mari kita jadikan Sekolah Rakyat sebagai jembatan bagi anak-anak miskin untuk menggapai cita-cita, dan sebagai jalan bagi orang tua untuk memiliki kembali harapan,” tutupnya.
Retret Pembekalan Guru dan Kepala Sekolah Rakyat berlangsung selama empat hari, 18–21 Agustus 2025, dengan materi terkait sistem pendidikan di Sekolah Rakyat, kedisiplinan, dan pendidikan karakter.
Penulis: Rizky Rian Saputra/Ter