BPBD Purwakarta tingkatkan kesiapsiagaan terhadap potensi bencana
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Purwakarta, Jabar meningkatkan kesiapsiagaan bencana sebagai respon atas meningkatnya aktivitas seismik Sesar Lembang yang menimbulkan gempa.

Elshinta.com - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Purwakarta, Jabar meningkatkan kesiapsiagaan bencana sebagai respon atas meningkatnya aktivitas seismik Sesar Lembang yang menimbulkan gempa.
"Kami berupaya memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang pentingnya mitigasi dan kesiapsiagaan dalam menghadapi potensi bencana," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Purwakarta, Heryadi Erlan di Purwakarta, Jumat.
Ia menyampaikan, saat ini pihaknya mengambil langkah proaktif dengan meningkatkan mitigasi bencana. Hal tersebut dilakukan sebagai respon atas peningkatan aktivitas seismik Sesar Lembang, di mana dalam sepekan terakhir tercatat tiga gempa bumi bermagnitudo rendah yang berpusat di jalur patahan aktif tersebut.
Kegiatan Sosialisasi Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) di berbagai daerah rawan bencana terus dilakukan sebagai upaya kesiapsiagaan terhadap potensi bencana.
Menurut dia, kegiatan sosialisasi ini difokuskan pada desa-desa yang berpotensi terdampak langsung oleh aktivitas Sesar Lembang, seperti Desa Pusakamulya di Kecamatan Kiarapedes, Desa Babakan di Kecamatan Wanayasa, Desa Bojong Timur di Kecamatan Bojong, dan beberapa desa lainnya.
Selain sosialisasi, BPBD juga akan memasang rambu-rambu informasi bencana, jalur evakuasi yang jelas, serta titik kumpul yang mudah diakses di seluruh daerah rawan bencana. Langkah tersebut bertujuan untuk memastikan masyarakat memiliki panduan visual yang memadai saat terjadi situasi darurat.
Ia mengatakan, meski wilayah Purwakarta secara geografis tidak dilalui langsung oleh jalur seismik Sesar Lembang, beberapa kecamatan tetap berpotensi mengalami dampak signifikan akibat aktivitas sesar tersebut.
"Wilayah seperti Kecamatan Kiarapedes, Wanayasa, Bojong, Darangdan, serta sebagian wilayah Sukatani dan Tegalwaru perlu mendapatkan perhatian khusus karena potensi terdampak yang cukup tinggi," katanya.
Sebagai bagian dari upaya kesiapsiagaan, BPBD sebelumnya telah melaksanakan simulasi bencana yang melibatkan partisipasi aktif dari siswa sekolah, relawan, dan tim internal BPBD. Simulasi ini dirancang untuk mensimulasikan gempa bumi dengan kekuatan dan kedalaman tertentu.
"Simulasi ini bukan hanya sekadar latihan rutin, melainkan sebuah upaya krusial untuk meningkatkan kesadaran dan kesiapsiagaan masyarakat terhadap ancaman bencana yang mungkin terjadi," katanya.
Ia menilai simulasi dapat memberikan manfaat langsung bagi masyarakat, meningkatkan kepercayaan diri dan kemampuan mereka dalam menghadapi situasi darurat. Sehingga dapat mengurangi dampak negatif yang mungkin timbul saat bencana sesungguhnya terjadi.