Teknologi isi ulang tenaga surya ramaikan Maybank Marathon 2025
Teknologi stasiun isi ulang daya telepon seluler (ponsel) memanfaatkan tenaga surya meramaikan ajang Maybank Marathon 2025 di Sukawati, Kabupaten Gianyar, Bali, 22-24 Agustus.

Elshinta.com - Teknologi stasiun isi ulang daya telepon seluler (ponsel) memanfaatkan tenaga surya meramaikan ajang Maybank Marathon 2025 di Sukawati, Kabupaten Gianyar, Bali, 22-24 Agustus.
"Kami mengajak masyarakat melihat energi bersih sebagai bagian dari gaya hidup berkelanjutan," kata CEO SUN Energy Emmanuel Jefferson Kuesar selaku pengembang inovasi energi itu di Bali United Training Center, Kabupaten Gianyar, Jumat.
Stasiun pengisian daya ponsel dengan panel surya atau Chargee itu ditempatkan di sembilan titik di lokasi penyelenggaraan sehingga peserta atau pengunjung dapat mengakses layanan itu tanpa dipungut biaya tambahan alias gratis. Penerapan teknologi energi baru terbarukan memanfaatkan panas matahari itu mengurangi ketergantungan pada energi fosil, sekaligus menurunkan emisi karbon selama acara.
Selain itu, pihaknya juga mengenalkan simulasi interaktif dalam menghitung potensi penghematan biaya listrik dan penurunan emisi karbon dari pemasangan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) atap. Edukasi itu diharapkan dapat meningkatkan literasi energi bersih dan mendorong adopsi teknologi energi surya, baik di tingkat rumah tangga, komersial hingga bisnis.
Harapannya, imbuh dia, setelah peserta pulang dari ajang olahraga itu membawa pemahaman bahwa energi bersih merupakan solusi menuju masa depan emisi nol karbon. Ada pun pemerintah menargetkan masa depan energi yang lebih hijau menuju Indonesia emisi nol karbon pada 2060.
Sementara itu, Direktur Maybank Marathon Widya Permana menjelaskan adanya inovasi tersebut juga mendukung upaya keberlanjutan yang diusung Badan Internasional Pengelola Olahraga Atletik, World Atletics. Fokus utamanya, lanjut dia, pada pengurangan jejak karbon, pengelolaan sampah yang efektif, keterlibatan sosial dan masyarakat.
"Kami percaya ajang olahraga juga dapat menjadi katalis perubahan perilaku dan kehadiran inovasi sejak tahun lalu itu menambah dimensi keberlanjutan dan menginspirasi peserta untuk berkontribusi pada pelestarian lingkungan," ujarnya.
Ajang maraton tersebut menjadi satu-satunya di Indonesia yang sudah memiliki kategori elit oleh World Atletics. Puncak penyelenggaraan tahun ini pada Minggu (24/8), kompetisi lari itu diikuti sebanyak 13.600 peserta dari berbagai negara untuk tiga nomor lomba yakni 10 kilometer, 21 kilometer dan maraton 42 kilometer.