BMKG Malut imbau waspadai cuaca buruk
BMKG Maluku Utara mengimbau masyarakat setempat untuk mewaspadai kondisi cuaca menyusul keluarnya peringatan dini cuaca buruk disertai potensi peningkatan gelombang dan berkurangnya jarak pandang akibat cuaca buruk tersebut.

Elshinta.com - BMKG Maluku Utara mengimbau masyarakat setempat untuk mewaspadai kondisi cuaca menyusul keluarnya peringatan dini cuaca buruk disertai potensi peningkatan gelombang dan berkurangnya jarak pandang akibat cuaca buruk tersebut.
"BMKG memperkirakan kondisi cuaca ekstrem ini masih akan berlangsung hingga sore hari. Masyarakat diminta tetap waspada terhadap dampak yang dapat ditimbulkan, seperti banjir, longsor, maupun gangguan transportasi laut," kata Prakirawan Cuaca BMKG Sultan Baabullah Ternate, Muhammad Dzikri di Ternate, Sabtu.
Dirinya menyatakan, wilayah Maluku Utara masih berpotensi dilanda hujan dengan intensitas sedang hingga lebat, disertai kilat/petir dan angin kencang. Pada prakiraan harian, cuaca pagi hari umumnya berawan dengan potensi hujan ringan hingga sedang di sejumlah wilayah, termasuk Morotai, Loloda, Malifut, Ibu, Jailolo, Batang Dua, Tidore, Sofifi, Oba, Wasile, Maba, Weda, Patani, Gebe, Gane, Bacan, dan Obi.
Sementara pada siang hingga sore hari, potensi hujan ringan hingga lebat meluas ke hampir seluruh wilayah Maluku Utara, meliputi Morotai, Galela, Tobelo, Loloda, Ibu, Kao, Malifut, Jailolo, Sidangoli, Ternate, Tidore, Sofifi, Oba, Weda, Wasile, Maba, Patani, Gane, Bacan, Obi, Mangole, Falabisahaya, Sanana, Sulabesi, hingga Taliabu.
BMKG juga mencatat suhu udara berkisar 25–31°C, kelembaban 80–95 persen, dengan angin bertiup dari tenggara hingga barat berkecepatan 10–40 km/jam. Muhammad Dzikri mengatakan, selain hujan, masyarakat juga diminta mewaspadai potensi gelombang tinggi. Gelombang laut diperkirakan mencapai 0,5–1,5 meter, dengan peringatan khusus untuk perairan Mangoli, Sanana, Taliabu, dan sekitarnya.
Adapun peringatan dini terbaru BMKG per pukul 08.00 WIT menyebutkan hujan sedang hingga lebat diperkirakan melanda Halmahera Barat (Ibu, Sahu, Ibu Selatan), Halmahera Tengah (Patani Barat), serta Halmahera Timur (Wasile Utara, Maba Utara). Kondisi ini berpotensi meluas ke sejumlah wilayah lain, termasuk Tobelo, Kao, Pulau Makian, Maba Selatan, hingga Pulau Batang Dua dan Oba.