Top
Begin typing your search above and press return to search.

Tata Kelola Bandung Zoo sempat membaik sebelum tersangkut korupsi

Kebun Binatang Bandung (Bandung Zoo) yang mengalami keterpurukan tata kelola dan puncaknya viral kabar satu gajah mati dan beruang kelaparan pada tahun 2016, ternyata sempat mengalami perbaikan mulai 2017 sampai kini tersangkut korupsi.

Tata Kelola Bandung Zoo sempat membaik sebelum tersangkut korupsi
X
Gerbang Kebun Binatang Bandung atau Bandung Zoo di Jalan Tamansari Bandung. (ANTARA/Ricky Prayoga)

Elshinta.com - Kebun Binatang Bandung (Bandung Zoo) yang mengalami keterpurukan tata kelola dan puncaknya viral kabar satu gajah mati dan beruang kelaparan pada tahun 2016, ternyata sempat mengalami perbaikan mulai 2017 sampai kini tersangkut korupsi.

Berdasarkan buku berjudul "Menepis Isu, Merajut Asa, Meraih Mimpi, Lesson Learned Kebun Binatang Bandung" yang ditulis Sustyo Iriyono serta Agus Komarudin, dan diterbitkan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Barat, yang dibaca ANTARA di Bandung, Minggu, setelah tata kelola lembaga itu jadi sorotan perbaikan mulai dilakukan pengelola, didampingi BBKSDA Jawa Barat, PKBSI, dan pihak lainnya seperti Taman Safari Indonesia.

Dimulai dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) yang memerintahkan untuk segera dilakukan langkah perbaikan tata kelola, dan ditindaklanjuti BBKSDA Jawa Barat dengan pembentukan Tim Gugus Tugas Pemantauan Intensif Pengelolaan dan Operasional Kebun Binatang Bandung per 25 Januari 2017 untuk memantau perbaikan fasilitas dari tiga aspek utama dalam pengelolaan kebun binatang.

Mulai dari aspek administrasi yang terdiri dari data satwa termasuk studbook keeper (silsilah hewan) yang mulai disusun rapi dan lengkap; lalu pelaporan pengelolaan tumbuhan dan satwa ke BBKSDA Jawa Barat secara tertib dan teratur; kemudian penyusunan rencana kerja; hingga mulai dilakukannya pencatatan rekam medis seluruh satwa.

Dari aspek teknis, dilakukan perbaikan drainase beberapa kandang peraga satwa yang sebelumnya buruk atau bahkan tak ada, perbaikan pengaman satwa yang rusak; kemudian perawatan dan pemeliharaan kandang karantina bagi satwa sakit dan penempatan satwa sakit di sana serta pengadaan dokter hewan tetap; dan dilakukan studi banding bagi penjaga satwa untuk meningkatkan pengetahuan perilaku satwa secara komprehensif, dan ada bantuan tenaga pengelola dari TSI/PKBSI.

Kemudian perluasan kandang dan pengayaan kandang oleh vegetasi sebagai lindungan satwa; dilakukan program pembiakan terkontrol untuk mengendalikan populasi; perbaikan sarana dan prasarana pengunjung; serta penertiban atas kewajiban pemegang izin seperti rencana kerja dan laporan triwulanan.

Dari aspek pemanfaatan dilakukan diversifikasi peragaan satwa koleksi yaitu parade satwa dan pertunjukkan satwa koleksi antara lain gajah sumatera, kakatua jambul kuning, kakatua, rangkong dan anjing pudel, sedangkan untuk koleksi satwa lainnya masih berbentuk peragaan dalam kandang pamer/peraga.

"Serta pelepasliaran burung jalak kerbau dan koak biru yang over populasi," tulis Sustyo dan Agus.

Buku tersebut mengungkap dari hasil evaluasi oleh Tim Evaluasi Lembaga Konservasi yang dilaksanakan pada tanggal 5-7 Juni 2017 sesuai dengan Surat Perintah Tugas Direktur KKH Nomor: PT.436/KKH/AJ/KSA.2/6/2017 tanggal 2 Juni 2017, disimpulkan bahwa secara administrasi, Yayasan Margasatwa Tamansari Bandung Zoological Garden (Kebun Binatang Bandung), telah memperlihatkan peningkatan dan pembenahan.

Secara manajemen, Kebun Binatang Bandung telah melakukan perbaikan dengan merombak dan menyusun organisasi baru dan rekruitmen SDM professional.

Secara teknis, Lembaga Konservasi Yayasan Margasatwa Tamansari Bandung Zoological Garden (Kebun Binatang Bandung), telah memperlihatkan peningkatan sarana prasarana, pengelolaan pemeliharaan satwa koleksi.

Selain kesimpulan, Sustyo dan Agus mengungkap Tim Evaluasi Lembaga Konservasi juga merekomendasikan beberapa hal yang harus dilakukan kebun binatang Bandung, yakni perlu penanganan terhadap satwa-satwa individual (tunggal); renovasi dan pembangunan fasilitas kandang satwa diharap selesai tepat waktu (sesuai kontrak pada akhir bulan Juli 2017).

Kemudian perlunya pengawasan dan pendampingan dalam menjalankan manajemen Kebun Binatang Bandung; perlunya peningkatan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) khususnya dokter hewan, paramedis, petugas nutrisi, perawat satwa, public relation dan zoo educator.

Perlu pengangkatan dan penetapan kurator satwa serta posisi-posisi dalam struktur organisasi yang belum terisi; perlu peningkatan fasilitas standar minimal klinik satwa; perlu peningkatan fasilitas kebersihan sarana dan prasarana gudang pakan satwa; dan pembenahan perawatan satwa dalam cara pemberian pakan.

"Impian akan pengelolaan Kebun Binatang Bandung yang ideal pun telah mulai menampakkan secercah harapan walaupun impian itu diraih secara tertatih-tatih. Kepercayaan masyarakat pun mulai tumbuh kembali, dengan tingginya animo masyarakat untuk mengunjungi Kebun Binatang Bandung pada liburan lebaran tahun 2017," tulis mereka.

Setelah sempat baik di periode tersebut, Bandung Zoo kini kembali jadi sorotan dengan dugaan korupsi pengemplangan kewajiban (sewa dan pajak) pada Kota Bandung dari 2013-2018, akhirnya menempatkan pengurus Yayasan Margasatwa Tamansari manajemen lama yakni Bisma Bratakoesoema dan Sri Devi, juga Sekda Kota Bandung saat itu Yossi Irianto dalam berkas perkara lain, menjadi terdakwa dan kasusnya tengah disidangkan Pengadilan Tipikor Bandung.

Sumber : Antara

Related Stories
Next Story
All Rights Reserved. Copyright @2019
Powered By Hocalwire