Petani Kudus diimbau tanam padi lebih awal hindari banjir saat panen
Petani di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, diimbau untuk memulai tanam padi pada musim tanam (MT) pertama lebih awal, agar saat musim panen tidak bertepatan dengan curah hujan tinggi yang biasanya mengakibatkan banjir.

Elshinta.com - Petani di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, diimbau untuk memulai tanam padi pada musim tanam (MT) pertama lebih awal, agar saat musim panen tidak bertepatan dengan curah hujan tinggi yang biasanya mengakibatkan banjir.
"Pengalaman sebelumnya, beberapa petani yang mengikuti imbauan untuk tanam lebih awal bisa selamat dari genangan banjir. Untuk itu, tahun ini juga sama diimbau untuk wilayah yang masih ada sisa air dimanfaatkan untuk memulai pengolahan lahan," kata Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Perkebunan Dinas Pertanian dan Pangan Kudus Agus Setiawan, di Kudus, Selasa.
Menurut dia daerah yang memungkinkan tanam lebih awal pada bulan September 2025, yakni wilayah Kudus Utara, seperti Desa Kutuk, Lambangan, Kalirejo, dan Wonosoco, Kecamatan Undaan.
"Para petani bisa memanfaatkan cadangan air yang masih tersisa, seperti di sepanjang aliran Sungai Juwana maupun stok-stok air irigasi yang masih ada untuk pengolahan lahan hingga persemaian," ujarnya.
Ia memperkirakan awal September 2025 air dari Waduk Kedungombo juga mulai dialirkan, sehingga lahan sawah yang sudah disiapkan lebih awal, pekan pertama bulan Oktober 2025 bisa tanam.
Sementara selama bulan September 2025, kata dia, petani bisa memulai mengolah lahan sawah yang biasanya membutuhkan waktu dua pekan, kemudian dilanjutkan persemaian tanaman padi pada pekan keempat bulan September 2025.
"Awal Oktober 2025, setidaknya sudah bisa tanam, sehingga panen bisa dilakukan bulan Desember 2025. Jika menunggu penggelontoran air dari Waduk Kedungombo sampai di lahan sawah petani, tentu tanamnya tidak bisa awal Oktober 2025, sehingga musim panennya berpeluang bersamaan dengan curah hujan tinggi yang biasanya diikuti bencana banjir," ujarnya.
Luas areal tanam di Kecamatan Undaan, kata dia, mencapai 5.800 hektare, sedangkan target bisa tanam lebih awal berkisar 1.500-2.000 hektare.