IBC: Stabilitas keamanan kunci capai pertumbuhan ekonomi 8 persen
Ketua Dewan Pengawas Indonesia Business Council (IBC) Arsjad Rasjid menyebut menjaga stabilitas keamanan di dalam negeri menjadi salah satu kunci untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 8 persen.

Elshinta.com - Ketua Dewan Pengawas Indonesia Business Council (IBC) Arsjad Rasjid menyebut menjaga stabilitas keamanan di dalam negeri menjadi salah satu kunci untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 8 persen.
Arsjad menjelaskan perekonomian nasional sangat rentan terhadap situasi yang terjadi di dalam negeri maupun luar negeri. Menurutnya, hal tersebut akan secara tidak langsung berdampak pada kenaikan harga pangan dan energi.
"Kalau tidak ada namanya peacefulness ataupun kedamaian, bagaimana bisa ada pertumbuhan ekonomi," ujar Arsjad di Jakarta, Selasa.
Tantangan yang dihadapi oleh Indonesia, kata Arsjad, tidak hanya menjaga keamanan dalam negeri, tetapi juga harus mempertimbangkan kondisi geopolitik global.
Lebih lanjut, situasi geopolitik memberikan dampak yang besar terhadap perekonomian dunia, termasuk Indonesia. Misalnya, konflik Ukraina dan Rusia, Israel-Iran, hingga tarif resiprokal yang diterapkan oleh Presiden Donald Trump, telah menimbulkan gejolak ekonomi global.
Ia juga menekankan bahwa Indonesia harus bahu-membahu dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Menurutnya, dengan kondisi negara yang aman dan stabil, maka akan memberikan dampak yang lebih kecil saat terjadi gejolak politik dan ekonomi di dunia.
"Nah ini yang menjadi dampak perubahan yang sangat drastis, yang tanpa disadari dampaknya terkena pada kita. Nah di sini yang saya ingin suarakan yang satu, bahwa di sinilah persatuan-kesatuan kita yang sangat penting," ucap Arsjad.
Arsjad berharap para pengusaha dapat fokus menjaga ekonomi nasional agar tidak terpuruk di tengah ketidakpastian global. Selain itu, para pengusaha juga diminta untuk melakukan diversifikasi pasar.