Top
Begin typing your search above and press return to search.

28 Agustus 1950, Mengenang tokoh tiga serangkai Ernest Douwes Dekker

Sejarah hari ini akan mengenang sosok tokoh penting dalam sejarah kemerdekaan Indonesia yakni Dr. Ernest François Eugène Douwes Dekker yang meninggal pada 28 Agustus 1950. 

28 Agustus 1950, Mengenang tokoh tiga serangkai Ernest Douwes Dekker
X
Sumber foto: https://short-link.me/1ceZc/elshinta.com.

Elshinta.com - Sejarah hari ini akan mengenang sosok tokoh penting dalam sejarah kemerdekaan Indonesia yakni Dr. Ernest François Eugène Douwes Dekker yang meninggal pada 28 Agustus 1950.

Ernest Douwes Dekker (umumnya dikenal dengan nama Douwes Dekker atau Danudirja Setiabudi), adalah seorang pejuang kemerdekaan dan pahlawan nasional Indonesia. Bersama dengan Ki Hajar Dewantara dan Tjipto Mangunkusumo, nereka bertiga dikenal sebagai Tiga Serangkai.

Ernest Francois Eugene Douwes Dekker dilahirkan di Pasuruan, Jawa Timur, pada tanggal 8 Oktober 1879. Ayahnya yang keturunan Belanda dan ibunya adalah orang Jawa.

Setelah menyelesaikan kuliah di Swiss, Ernest Douwes Dekker bekerja di perkebunan kopi.

Di perkebunan inilah rasa kebangsaannya tergugah karena melihat ketidakadilan yang dialami rakyat yang terjajah.

Dalam gerakan perjuangan kebangsaan itulah ia mengganti namanya menjadi Danudirja Setiabudhi. Bersama dengan Ki Hajar Dewantara dan Cipto Mangunkusumo, beliau mendirikan organisasi politik Indische Partij. Mereka bertiga dikenal sebagai Tiga Serangkai.

Ia adalah salah seorang peletak dasar nasionalisme Indonesia di awal abad ke-20, penulis yang kritis terhadap kebijakan pemerintah penjajahan Hindia Belanda. Sikap kritisnya membuatnya sempat diasingkan ke Suriname.

Ia juga seorang wartawan, aktivis politik, serta penggagas nama "Nusantara" sebagai nama untuk Hindia Belanda yang merdeka. Setiabudi merupakan salah satu dari "Tiga Serangkai" pejuang pergerakan kemerdekaan Indonesia, selain dr. Tjipto Mangoenkoesoemo dan Suwardi Suryaningrat.

Dikutip dari Dinas Perpustakaan Lebak, Ernest Francois Eugene Douwes Dekker adalah nama yang dipakainya dari kecil, sedangkan nama Danudirja Setiabudi baru dipakai setelah Indonesia merdeka. Nama itu adalah pemberian Presiden Soekarno

Danu berarti banteng, Dirja berarti kuat dan tangguh, sementara Setiabudi mempunyai arti berbudi setia. Soekarno berkeinginan nama Danudirja dapat diabadikan sebagai singkatan dari DD menggantikan Douwes Dekker.

Danudirja Setiabudi meninggal di Bandung, 28 Oktober 1950 dan dimakamkan di TMP Cikutra, Bandung. Presiden Soekarno kemudian memberikan gelar Pahlawan berdasarkan SK Presiden RI No. 590/1961.

Sumber : Elshinta.Com

Related Stories
Next Story
All Rights Reserved. Copyright @2019
Powered By Hocalwire