Top
Begin typing your search above and press return to search.

MRT Jakarta dorong regulasi baru, siapkan standar kota modern

Pembangunan MRT Jakarta bukan hanya menghadirkan transportasi massal yang nyaman, tetapi juga mendorong lahirnya standar baru dalam tata kota. Hal ini disampaikan oleh Kepala Divisi Engineer MRT Jakarta, Riska Muslimah, yang menegaskan bahwa keberadaan MRT menuntut adanya regulasi khusus demi keamanan, efisiensi, dan kesinambungan pembangunan kota.

MRT Jakarta dorong regulasi baru, siapkan standar kota modern
X
Sumber: Radio Elshinta/Arie Dwi Prasetyo

Elshinta.com - Pembangunan MRT Jakarta bukan hanya menghadirkan transportasi massal yang nyaman, tetapi juga mendorong lahirnya standar baru dalam tata kota. Hal ini disampaikan oleh Kepala Divisi Engineer MRT Jakarta, Riska Muslimah, yang menegaskan bahwa keberadaan MRT menuntut adanya regulasi khusus demi keamanan, efisiensi, dan kesinambungan pembangunan kota.

Menurut Riska, hingga saat ini MRT Jakarta telah menyusun berbagai guideline internal, mulai dari sistem perlindungan jalur hingga proteksi kebakaran. Namun, aturan-aturan tersebut belum sepenuhnya terlembagakan di level daerah maupun nasional.

“Kami sedang dorong agar aturan internal MRT bisa naik kelas menjadi regulasi resmi. Misalnya Railway Protection Zone (RPZ), yang mengatur agar tidak ada pembangunan sembarangan di sekitar jalur MRT. Kalau ada pembangunan, harus mengikuti standar keamanan kami, termasuk analisis dampak dan langkah proteksinya,” jelas Riska.

Selain RPZ, MRT juga telah menyusun pedoman sistem proteksi kebakaran khusus untuk infrastruktur bawah tanah. Saat ini regulasi yang berlaku masih mengacu pada standar gedung, padahal jalur MRT memiliki karakteristik yang sangat berbeda.

Tantangan Perizinan dan Strategi Pengadaan

Riska juga menyinggung soal perizinan pembangunan MRT yang kerap memakan waktu panjang akibat regulasi yang belum spesifik. “Sering kali aturan mana yang jadi acuan belum jelas. Jadi kami harus terus-menerus memberi justifikasi agar proyek bisa tetap jalan,” ujarnya.

Tak hanya soal izin, pengadaan proyek MRT juga memiliki tantangan tersendiri. Dengan persyaratan pinjaman luar negeri (ODA) yang mewajibkan kontraktor utama dari Jepang, jumlah pemain sangat terbatas. MRT Jakarta pun harus menyusun strategi cerdas.

“Kami perlu pintar memilih timing dan cara packaging kontrak. Karena pasar kontraktor Jepang terbatas, sementara pembangunan MRT di Asia Tenggara berlangsung bersamaan. Jadi kami harus atur agar proyek tetap menarik bagi mereka,” ungkapnya.

Stasiun Masa Depan: Siap Terkoneksi

MRT Jakarta juga mulai menerapkan konsep konektivitas sejak dini dalam desain stasiun. Salah satunya melalui penyediaan knockout panel, yaitu dinding khusus yang bisa dibuka untuk langsung terhubung dengan gedung di sekitar stasiun.

“Kalau konektivitas disiapkan sejak awal, biayanya jauh lebih murah dan lebih mudah. Jadi ketika MRT beroperasi, interkoneksinya dengan gedung juga bisa langsung berjalan,” terang Riska.

Contoh terbaru adalah pembangunan integrated commercial building di area DJKN, Stasiun Kota. Gedung tersebut dirancang sejak awal dengan akses langsung ke MRT, sehingga fungsi transportasi dan komersial bisa berjalan beriringan.

Pionir Regulasi Perkotaan

Langkah-langkah ini, menurut Riska, menandai bahwa MRT Jakarta bukan sekadar membangun rel, melainkan menjadi pionir lahirnya aturan perkotaan modern. “Kami ingin MRT Jakarta jadi benchmark. Bukan hanya transportasi, tapi juga cara mengelola ruang kota dengan aman, efisien, dan berkelanjutan,” tutupnya. (Arie Dwi Prasetyo)

Sumber : Radio Elshinta

Related Stories
Next Story
All Rights Reserved. Copyright @2019
Powered By Hocalwire