Top
Begin typing your search above and press return to search.

Panggung Seni Budaya Nusantara pentaskan ragam tari dan musik daerah

Panggung Seni Budaya Nusantara dihadirkan Kementerian Kebudayaan dalam rangkaian peringatan Hari Kebudayaan 2025.

Panggung Seni Budaya Nusantara pentaskan ragam tari dan musik daerah
X

Salah satu penampilan di Panggung Seni Budaya Nusantara dihadirkan Kementerian Kebudayaan yang digelar di Museum Serangan Umum 1 Maret, Kota Yogyakarta. ANTARA/HO-Kementerian Kebudayaan

Panggung Seni Budaya Nusantara dihadirkan Kementerian Kebudayaan dalam rangkaian peringatan Hari Kebudayaan 2025 dengan mementaskan seni budaya tradisi daerah seperti tari hingga musik.

Menurut keterangan tertulis dari Kementerian Kebudayaan yang diterima di Jakarta, Minggu, kegiatan yang digelar di Museum Serangan Umum 1 Maret, Kota Yogyakarta itu merupakan pagelaran seni Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) yang diikuti oleh perwakilan 23 BPK wilayah di Indonesia.

Mengusung tema “Keberagaman Budaya Nusantara”, Panggung Seni Budaya Nusantara menampilkan seni budaya tradisi daerah yang dipentaskan oleh berbagai sanggar dan

komunitas binaan Balai Pelestarian Kebudayaan, pemerintah daerah, Tim 9 Garuda, dan lainnya.

Gelaran panggung itu diawali dengan penampilan BPK Wilayah V (Jambi dan Bangka) dengan penampilan Musik Keruncong Stambul Fajar Pengekar Campo Pulau Mendanau, dilanjutkan dengan persembahan BPK Wilayah XI (Jawa Timur) dengan pementasan Tarian Jaranan Tril “Ananda Warih”, BPK Wilayah XVI (Nusa Tenggara TImur) dengan penampilan Tarian Wua Ta'a, sebuah tarian simbolik yang merepresentasikan perjumpaan tiga perempuan dari latar budaya berbeda di Flores, Nusa Tenggara Timur, yakni

Lembata, Maumere, dan Manggarai.

Pergelaran dilanjutkan dengan penampilan Tari Tidayu (Tionghoa-Dayak-Melayu) yang dipersembahkan oleh BPK Wilayah XII (Kalimantan Barat) merepresentasikan Kalimantan Barat sebagai salah satu provinsi yang didominasi oleh 3 etnis terbesar yang dikenal dengan Tidayu yakni Tionghoa, Dayak, dan Melayu.

Kemudian dilanjutkan dengan penampilan Tari E’mambo Simbo dari BPK Wilayah XXII (Papua), Lenggok Tradisi Negeri dari BPK Wilayah II (Sumatera Utara), Tari Maddoja Bine dari BPK Wilayah XIX (Sulawesi Selatan & Tenggara), Tari Rapa’i Geleng dari BPK Wilayah I (Aceh), Tari Cokaiba Se Salai Jin dari BPK Wilayah XXI (Maluku Utara), Tari Radap Rahayu dari BPK Wilayah XIII (Kalimantan Tengah & Selatan), Tari Ritus Metangi dari BPK Wilayah XV (Bali & NTB), Tari Sayang-Sayang dan Torompio dari BPK Wilayah XVIII

(Sulawesi Barat & Tengah), dan Tari Balada Cendrawasih dari BPK Wilayah XXIII (Papua Barat).

Tak hanya seni tari tradisi, Panggung Seni Budaya Nusantara juga diisi dengan unjuk seni bela diri dan musik daerah, seperti penampilam Pencak Silat Maung Bodas dari BPK Wilayah IX (Jawa Barat), Seni Debus Banten dari BPK Wilayah VIII (Banten & DKI Jakarta), Musik & Syair Batanghari 9 dari BPK Wilayah VI (Sumatera Selatan), Musik Dhol Tabut dari BPK Wilayah VII (Bengkulu dan Lampung), hingga penampilan seni musik Kolintang persembahan BPK Wilayah XVII (Sulawesi Utara).

Warisan Budaya Takbenda Indonesia yang telah diakui sebagai Intangible Cultural Heritage UNESCO seperti seni tradisi Pantun turut mengisi Panggung Seni Budaya Nusantara, yang dipentaskan melalui Drama Peraduan Pantun persembahan BPK Wilayah IV (Riau & Kepulauan Riau).

Pergelaran seni oleh Balai Pelestarian Kebudayaan se-Indonesia ini ditutup dengan penampilan Tari Ramayana & Fire Dance dari BPK Wilayah X (Jawa Tengah & DIY) yang menampilkan kisah epik legendaris dari Tanah Jawa yang mengisahkan kembali cerita Rama dan Shinta sebagai penampilan pamungkas.

Selain Panggung Seni Budaya Nusantara, peringatan Hari Kebudayaan Tahun 2025 juga dirangkai dengan kegiatan budaya lainnya, antara lain Ruwat Nusantara, Karnaval Ragam Budaya Nusantara, Gastronomi Mustika Rasa Nusantara, Panggung Seni Budaya Nusantara, Seminar Sejarah Budaya Nusantara, Pameran Warisan Budaya Nusantara, dan Workshop Pusaka Kriya Nusantara.

Seluruh rangkaian kegiatan berpusat di Kota Yogyakarta di antaranya di Museum Benteng Vredeburg, Kawasan Malioboro dan Titik 0 Km Yogyakarta, Monumen Serangan Umum 1 Maret, dan Hotel Tasneem Mandira Baruga Ballroom.

Hari Kebudayaan 2025 menjadi momentum untuk memperkuat posisi kebudayaan sebagai pilar pembangunan bangsa dan menegaskan jati diri bangsa melalui penguatan warisan budaya.

Penetapan Hari Kebudayaan yang jatuh pada 17 Oktober 2025 menjadi bentuk apresiasi terhadap peran strategis kebudayaan dalam memperkuat jati diri bangsa dan menjaga keberlanjutan warisan budaya Indonesia.

Sumber : Antara

Related Stories
Next Story
All Rights Reserved. Copyright @2019
Powered By Hocalwire