Banjir Sumbar: 22 korban tewas, 12 hilang, evakuasi terkendala longsor

Update: 2025-11-28 08:39 GMT

Foto : BNPB

Upaya evakuasi dan pencarian korban banjir serta longsor di Sumatera Barat hingga Jumat pagi, 28 November 2025, masih berlangsung di sejumlah kabupaten dan kota. Kepala Kantor SAR Padang, Abdul Malik, menyampaikan bahwa kondisi di lapangan belum stabil akibat cuaca yang terus berubah dan akses yang masih terputus.

“Kondisi di Sumatera Barat masih pelaksanaan evakuasi warga untuk banjir, dan untuk longsor masih dalam pencarian,” ujar Abdul Malik saat diwawancarai News Anchor Elshinta, Suwiryo, dalam program Elshinta Edisi Pagi.

Banjir masih terjadi di Kota Padang, Kabupaten Padang Pariaman, Kabupaten Agam, dan Kabupaten Pasaman Barat. Abdul Malik menjelaskan ketinggian banjir dapat naik secara cepat ketika hujan kembali turun. “Ketinggian banjir saat ini 30 sampai 40 sentimeter, tapi setelah dihantam hujan lebat bisa mencapai 80 sampai satu meter lebih,” katanya.

Selain banjir, longsor memperparah kondisi karena memutus akses antarwilayah. Beberapa titik juga mengalami gangguan komunikasi. “Ada yang black spot, sinyal komunikasi tidak bisa berfungsi, dan beberapa daerah masih mati lampu. Air bersih juga menjadi kendala,” jelasnya.

Untuk menjaga koordinasi, SAR Padang mengoperasikan Starlink di posko-posko utama serta menyiapkan telepon satelit untuk tim di area tanpa sinyal. “Starlink kami terbatas, jadi kami pasang di posko. Untuk daerah black spot, kami siapkan telepon satelit,” kata Abdul Malik. Ia menambahkan bahwa ORARI dan RAPI sedang menyiapkan repeater analog guna memperkuat komunikasi darurat.

Meski distribusi bantuan sosial bukan ranah SAR, Abdul Malik memastikan bahwa dapur umum dari Dinas Sosial telah beroperasi. “Dari pantauan kami, dapur umum sudah didirikan dan bantuan logistik dari provinsi juga sudah bergerak,” ujarnya.

Namun distribusi logistik masih terhambat kondisi jalur. “Jalurnya yang berat. Pemerintah daerah mau memberikan bantuan, tapi jalurnya kena longsor atau debit air di jalan masih tinggi,” ungkapnya.

Basarnas Sumatera Barat juga mendapat dukungan personel dari Kantor SAR Bengkulu dan Jambi untuk memperkuat operasi evakuasi.

Hingga pagi ini, total 22 orang meninggal dunia akibat banjir dan longsor di Sumatera Barat. “Ini catatan per pagi tanggal 28, sudah 22 orang meninggal,” kata Abdul Malik. Sementara 12 orang lainnya masih dalam pencarian. Beberapa jenazah yang tidak teridentifikasi dibawa ke RS Bhayangkara untuk diperiksa tim DVI Polri.

“Beberapa sudah dikebumikan. Untuk korban yang identitasnya belum diketahui, kami serahkan ke RS Bhayangkara supaya keluarga bisa memeriksa,” ujarnya.

Basarnas juga mendirikan posko di titik dengan jumlah korban tertinggi, termasuk di Kecamatan Malalak Timur, Kabupaten Agam, tempat tujuh orang masih dicari.

Abdul Malik menegaskan bahwa medan sulit dan cuaca ekstrem menjadi tantangan utama. Beberapa tim SAR bahkan tertahan di tengah dua longsoran. “Saat mau masuk, di depan sudah longsor. Mau mundur, di belakang juga longsor,” katanya.

Ia berharap kondisi cuaca segera membaik agar akses darat dapat dibuka dan proses evakuasi dipercepat

Deddy Ramadhani

Tags:    

Similar News